Minggu, 24 Juni 2012
Jumat, 22 Juni 2012
Sejarah Singkat Pecinta Alam Indonesia
Sering kita mendengar dan menemui sekelompok manusia yang suka berpetualang di alam terbuka dengan membawa nama Pecinta Alam. Dan uniknya, nama tersebut, yakni pecinta alam hanya ditemui di Indonesia. Bukan dari segi bahasa, namun dari segi arti dan makna kalimat. Di Luar negeri sendiri mungkin lebih dikenal dengan nama Aktifis Lingkungan. Konsep Pecinta Alam dicetuskan oleh Soe Hok Gie pada tahun 1964. Gie sendiri meninggal pada tahun 1969 karena menghirup gas beracun Gunung Semeru. Gerakan "Pecinta Alam" awalnya adalah pergerakan perlawanan yang murni kultur kebebasan sipil atas invasi militer dengan doktrin militerisme - patriotik. Perlawanan ini dilakukan dengan mengambil cara berpetualang dengan alasannya yakni : "Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia - manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi ( kemunafikan ) dan slogan - slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung." ( Soe Hok Gie - Catatan Seorang Demonstran ) Era pecinta alam sesudah meninggalnya Soe Hok Gie ditandai dengan adanya ekspedisi besar - besaran, dan era berikutnya ditandai dengan Era 1969 - 1974, merupakan era antara masa kematian Gie dan masa muncul munculnya Kode Etik Pecinta Alam . Era ini menandai munculnya tatanan baru dalam dunia kepecinta - alaman, dengan diisahkannya Kode Etik Pecinta Alam ( KEPAI ) di Gladian IV Ujungpandang, 24 Januari 1974. Ketika itu di barat juga sudah mengenal suatu 'Etika Lingkungan Hidup Universal' yang disepakati pada 1972. Era ini menandakan adanya suatu babak monumental dalam aktivitas kepecintaalaman Indonesia dan perhatian pada lingkungan hidup di negara - negara industri. Lima tahun setelah kematian Gie, telah memunculkan suatu kesadaran untuk menjadikan Pecinta Alam sebagai aktivitas yang teo - filosofis, beretika, cerdas, manusiawi / humanis, pro - ekologis, patriotisme dan anti - rasial. Dalam Etika 'Etika Lingkungan Hidup Universal' Ada 3 etika yang merupakan prinsip dasar dalam kegiatan petualangan yaitu : Take nothing but picture, Leave nothing but footprint, Kill noting but time. Dalam Kode Etik Pecinta Alam Indonesia, disebutkan : - Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. - Pecinta alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam sebagai makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. PRINSIP DASAR PETUALANGAN DAN PECINTA ALAM 1. Dalam pelaksanaan kegiatan petualangan terdapat etika dan prinsip dasar yang sudah disepakati bersama. Etika dan prinsip dasar tersebut muncul sebagai rasa tanggung jawab kepada alam. Selain didukung dengan perlengkapan dan peralatan yang memadai, juga dalam petualangan mutlak diperlukan kemampuan yang mencukupi. Kemampuan itu adalah kemampuan teknis yang yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi penggunaan perlengkapan. Sebagai contoh, pendaki harus memahami ritme berjalan saat melakukan pendakian, menjaga keseimbangan pada medan yang curam dan terjal sambil membawa beban yang berat serta memahami kelebihan dan kekurangan dari perlengkapan dan peralatan yang dibawa serta paham cara penggunaannya. 2. Kemampuan kebugaran yang mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, kebugaran jantung dan sirkulasinya, serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan lingkungan alam. Berikutnya, kemampuan kemanusiawian. Ini menyangkut pengembangan sikap positif ke segala aspek untuk meningkatkan kemampuan. Hal ini mencakup determinasi / kemauan, percaya diri, kesabaran, konsentrasi, analisis diri, kemandirian, serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin. 3. Seorang pendaki seharusnya dapat memahami keadaan dirinya secara fisik dan mental sehingga ia dapat melakukan kontrol diri selama melakukan pendakian, apalagi jika dilakukan dalam suatu kelompok, ia harus dapat menempatkan diri sebagai anggota kelompok dan bekerja sama dalam satu tim. 4. Tak kalah penting adalah kemampuan pemahaman lingkungan. Pengembangan kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan spesifik. Wawasan terhadap iklim dan medan kegiatan harus dimiliki seorang pendaki. Ia harus memahami pengaruh kondisi lingkungan terhadap dirinya dan pengaruh dirinya terhadap kondisi lingkungan yang ia datangi. Keempat aspek kemampuan tersebut harus dimiliki seorang pendaki sebelum ia melakukan pendakian. Sebab yang akan dihadapi adalah tidak hanya sebuah pengalaman yang menantang dengan keindahan alam yang dilihatnya dari dekat, tetapi juga sebuah resiko yang amat tinggi, sebuah bahaya yang dapat mengancam keselamatannya.
MOUNTAINEERING
Negara Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang bernilai sangat tinggi. Sumberdaya alam itu berupa lautan dengan kekayaanya ,hutan hutan tropis yang diakui sebagai paruparu dunia ,sungai -sungai , danau alami dan gunung-gunung. Sebagai pecita alam kita dituntut untuk lebih mengetahui kondisi alam, hal tersebut selain untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap alam juga dapat memenuhi rasa keingin tahuan yang Sebagai mendorong rasa keberanian serta ketabahan dalam menghadapi tantangan alam. Gunung adalah bagian alam yang mempunya keindahan dan keunikan. Gunung juga merupakan suber daya alam yang menyimpan banyak kekayaanyang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Untuk megetahui lebih dalam tentang gunung kita bisa melakukan pendakian. Dalam kepecinta alaman pendakian gunung disebut dengan MONTAINEERING. Mountaineering merupakan suatu perjalanan mulai dari kaki gunung sampai kepuncak gunung, dan kemudian turun dengan selamat. MOUNTAINEERING Secara etimologi MOUNT berasal dari bahasa inggris yang berarti gunung. Dalam kepecinta alaman mountaineering merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan digunung.kegiatan yang biasa dilakukan dalam mountaineerin diantaranaya: 1. berjalan (hillwalking) 2. memanjat tebing ( rock climbing) 3. mendaki gunung ES (snowand ice climbing). 4. Berjalan (hill walking) merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh pendaki gunung khusus nya di Indonesia. Sebelum melaksanakan mountaineering ( pendakian ) ada hal hal yang perlu kita perhatikan: A. PERSIAPAN MENDAKI GUNUNG Adapun persiapan tang perlu dilakukan antara lain. 1. rencana ekspedisi 2. pengumpulan data tentang gunung yang akan kita daki 3. pemahaman yang baik tentang peta 4. menetapkan manfaat dari pendakian tersebut 5. persiapan diri bagi pendaki Adapun faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan suatu pendakian: * faktor internal, merupakan faktor dari diri si pendaki meliputi kesiapan fisik, mental pengetahuan, tehnik atau kererampilan dan peralatan. * faktor eksternal,merupakan faktor diluar diri sipendaki meliputi badai, hujan, udara dingin dan kondisi alam lainya. Untuk itu pendaki harus mampu memilih lintasan yang tepat serta harus pandai meyiasati kondisi alam. Selain itu sebelum mendaki gunung terlebih dahulu hendaknya harus melengkapi diri dengan keterampilan seperti: membaca dan memahami peta,membaca kompas, teknik P3K dan perlengkapan yang memadai( logistik tenda,obat obatan dan pakaian).sebelum kita melakukan pendakian sebaiknya harus memberi tahu dahulu kepada masyarakat atau langsung kepada kepala desa setempat. B. PERLENGKAPAN MENDAKI GUNUNG Adapun perlengkapan yang harus dibawa dan digunakan dalam mendaki gunung yaitu: A). PERLENGKAPAN DASAR 1. Carel atau Ransel Carel berguna untuk meletakkan pakaian,logistik,obat-obatan dan peralatan mandi. Ada hal yang perlu kita ingat dalam penggunaan Carel. Hal tersebut ialah kenyamanan Carel yang rangkanya sesuai dengan bentuk tulang punggung kita. Hal-hal yang perlu dalam memilih Carel: * Ringan. Sebaiknya memilih Carel yang terbuat dari bahan water proof, bahan ini tidak menyerap banyak air disaat basah dan juga dapat melindungi isi nya. * Kuat. Mampu membawa beban dengan aman,tidak mudah robek dan berdaya tahan tingi. * Nyaman (comfort table) Carel yang mempunyai rangka, ini berguna agar berat beban merata dan seimbang keseluruh tubuh. Tali penyadang Carel harus kuat, agak lebar, empuk dan mudah distel. Cara-cara mempacking ialah 1. Tempatkanlah barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkinkebadan. Barang barang yang relatif lebih ringan ditempatkan dibagian bawah. 2. Kelompokan barang barang Barang barang yang sering duperlukan dalam perjalanan ditempatkan pada bagian atas atau pada kantong kantong luar Cerel seperti: ponco,alat P3K,kamera dan lain lain 3. dan masukan kedalam kantong pelastikyang tidak tembus air terutama pakaian , buku dll 2. Tenda Mengenai tenda yang harus diperhatikan adalah tenda yang dapat menahan hujan dan angin. Untuk mendirikan tanda usahakan di tempat yang datar mendekati mata air jauh dari pohon – pohon yang kering dan menghadap jalan . 3. Perlengkapan Masak dan Makanan Alat – alat perlengkapan masak yang di bawa harus praktis dan efisien seperti nesting, kompor gas tabung . Sedangkan makanan yang dibawa harus makanan yang ringkas dan mudah dimasak seperti mie, sarden, kornet, susu kaleng dan makanan lain yang banyak mengandung hidrat arang atau makanan yang banyak menghasilkan energi seperti coklat, gula merah dan madu 4. Pakaian Karena sering terjadi perubahan cuaca, maka sebaiknya menggunakan pakaian yang dapat menyerap keringat, jangan lupa membawa jaket atau sweter, sarung tangan, topi atau sebo yang berwarna norak, gunanya seandainya tersesat akan mudah terlihat oleh TIM SAR. Dalam perjalanan mendaki gunung sebaiknya mengenakan pakaian yang mudah kering atau tidak terlalu menyerap air bila basah. Mengenai perlengkapan tidur sebaiknya menggunakan Sleeping Bag (kantong tidur), bahan yang bagus adalah dari jenis Down dan Duvet (terbuat dari bulu angsa) atau dari bahan parasut. 5. Sepatu atau Sandal Gunung Gunanya untuk melindungi kaki kita dari batu tejam, kayu runcing, gigitan binatang serta duri – duri yang banyak kita temui selama perjalanan mendaki gunung tersebut. Adapun syarat – syarat sepatu yang baik yaitu sepatu yang mempunyai kembang yang besar dengan ceruk yang dalam dan berpunggung yang tanggi, gunanya untuk memantapkan posisi kaki terhadap tebing yang curam dan bebatuan yang terjal. Sebaiknya menggunakan sepatu atau sandal yang bahanya terbuat dari karet karena tidak mudah robek bila terkena duri atau batu yang cadas dan memakai sepatu atau sandal yang berukuran lebih besar untuk menghindari kelecetan pada kaki. 6. Jas Hujan atau Ponco * Gunanya apabila keadaan atau cuaca disana tidak mendukung atau hujan kita * bisa menggunakan jas hujan atau ponco tersebut untuk melindungi tubuh kita dari air * hujan, sehingga kita tidak basah dan kedinginan. 7. Lentera atau Senter Gunanya untuk penerangan, apabila kita melakukan pendakian pada malam hari dan untuk penerangan dalam tenda dimalam hari. 8. Peralatan P3K Peralatan ini sangat penting untuk mengatasi keadaan yang tidak diduga seperti terkena duri, sengatan binatang, digigit ular dan lain – lain. Beberapa bahan atau peralatan P3K yang harus dibawa antara lain: * Alkohol * Air bersih, Boor water, Povidone iodine (obat untuk mencuci luka) * Paracetamol (obat untuk mengurangi rasa nyeri) * Amoniak atau Eau de cologne (bahan untuk menyadarkan) Adapun jenis alat yang harus tersedia antara lain: 1. Pembalut cepat 2. Pembalut gulung 3. Pembalut segitiga 4. Kapas 5. Plaster 6. Kasa steril 7. Gunting 8. Pinset 9. Jarum 9. Perlengkapan untuk MCK meliputi: * Haduk * Sabun * Sikat gigi * Odol * Dan lain – lain. B). PERLENGKAPAN KHUSUS Perlengkapan khusus adalah perlengkapan yang di sesuaikan dengan tujuan pendakian tersebut seperti: 1. Perlengkapan penelitian : kamera, buku – buku dan alat – alat tulis lainya. 2. Perlengkapan penyusuran sungai: perahu, dayung, pelampung dan lain – lain. 3. Perlengkapan pendakian tebing: tali karmantel, karbinel, chock, figure x dan lain- lain. C). PERLENGKAPAN TAMBAHAN Perlengkapan ini tidak harus dibawa seperti: walkmen, gitar dan lain – lain. C. CARA MENDAKI GUNUNG Cara mendaki gunungse benarnya tidakada ketentuannya, terserah pada diri si pendaki sendiri, yang penting harus berhati-hati dan tidak perlu terburu-buru. Apabila kita melakukan pendakian gunung dengan TIM hendaknya pemimpin harus memperhatikan angotanya baik fisik maupun non fisik,pemimpin harus mengertijalur pendakian, sedangkan bilamedaki sendiri kita harus mengerti jalur,pandai mengunakan kompas , membaca peta dan membawa perlengkapan serta harus memberitahukan kepada penduduk atau kepala desa setempat.yang paling penting dalam pendakianharuslah berjalan dengan hati hati dan jangan takabur D. PENYAKIT DAN RESIKO DALAM PENDAKIAN Penyakit yang sering dialami di gunung oleh si pendaki biasanya disebabkan oleh ketinggian,suhu dingin atau panas yang berlebihan dan kelelahan. Penyakit tersebut antara lain: 1. Kedinginan (HIPOTERMIA) Penyakit hiportemia iyalah panas tubuh lebih cepat dripada suhu tubuh yang menurun. Cara mengatasinya: 1. gantikan berikan pakaian kering yang hangat. 2. berikan panas dari luar (api unggun , selimut tebal) 3. selimuti korban dan gunakan sliping bag (kantong tidur) 4. berikan makanan dan minuman yang hangat . 5. jangan berikan balsem. 2. Kejang otot. Adalah kekakuan tubuh dan anggota tubuh untuk beberapa saat. Cara penanggulanganya: 1. renggangkan otot yang kejang . 2. pijatlah otot yang kejang secara berlahan . 3. berikan korban minum air garam 4. kompreslah otot yang kejang sebelum atau sesudah perenggangan. 3. Terkilir atau keseleo. Yaitu luka oleh karena perengangan atau robekan jarigan ikat sendi (berselisihnya sendi atau tulang). Cara penanggulanganya 1. tinggikan daerah cidera . 2. bersihkan dan beriobat 3. balut dan istirahatkan . 4. Kekurangan oksigen (hipokia) Cara penaggulanganya 1. korban jangan dikelilingi 2. berikan nafas bantuan 3. jangan diberi air minum Banyak orang masih bertanya-tanya sampai sekarang," Apa sih enaknya naik gunung?" Badan capai, dingin, lapar, dan bisa mati juga. Seperti orang kurang kerjaan saja. Tapi, sebenarnya kalau kita tahu trik-trik dalam pendakian gunung. Kegiatan ini ternyata bisa juga dinikmati dan aman-aman saja selama kita tahu batas kemampuan diri sendiri. Pertama kali yang harus di ketahui dalam perjalanan pendakian gunung adalah bagaimana teknik berjalan. Tentu agak aneh juga kedengarannya. Setiap orang yang punya kaki dan tidak lumpuh pasti bisa berjalan, terus apalagi yang harus dipelajari? Keseimbangan. Inilah jawaban mengapa kita wajib belajar lagi tentang teknik berjalan di gunung. Di sana, cara berjalan kita tak sama seperti saat kita berjalan di jalan-jalan perkotaan. Di gunung kita harus membawa banyak beban di punggung kita. Kemudian ditambah faktor medan perjalanan yang kadang harus mendaki punggungan-punggungan gunung yang curam, atau melintasi lembah panjang tak bertepi, bahkan kadang-kadang menuruni ceruk-ceruk dalam yang teramat kelam pada akhirnya. Dengan situasi medan seperti itu ditambah dengan beban berat di punggung, maka faktor keseimbangan tubuh adalah mutlak untuk dipelajari. Maka itu diperlukan harmoni untuk mencapainya. Aturan napas dan gerak langkah haruslah seirama satu sama lainnya. Seperti juga dalam sebuah orkes simfoni, keterpaduan antara pengaturan permainan napas yang disingkronkan dengan gerak langkah yang tidak kaku menjadi sebuah harmonisasi nada tersendiri. Dan jadikan gerak melangkah dalam perjalanan itu sebuah seni tersendiri. Memang benar ada beberapa prinsip dalam berjalan yang harus dituruti. Seperti melangkahlah dengan langkah-langkah kecil saja. Sebab langkah yang terlalu lebar membuat beban yang dibawa menjadi hanya bertumpu pada satu kaki saja, sehingga membuat keseimbangan kaki menjadi gampang goyah. Selain itu keuntungan lain yang didapat dengan melangkah kecil-kecil adalah membuat napas lebih mudah diatur.Hal ini berdampak langsung pada sistem penghematan tenaga yang terbuang.Memang efek samping yang paling kentara dari berjalan dengan langkah kecil ini adalah melambatnya irama jalan. Tapi itu lebih baik adanya daripada berjalan cepat-cepat tapi banyak istirahat yang dibutuhkan. Sedangkan parameter yang dapat dijadikan pegangan untuk mengetahui sampai batas seberapa kita melebihi irama jalan adalah saat kita mulai merasa sulit berbicara dengan rekan seperjalanan. Ini biasanya disebabkan karena irama napas yang mulai tidak teratur dan hal tersebut menjadi tanda bahwa berarti kita berjalan terlalu cepat. Teknik Istirahat Buat seorang pehobi mendaki gunung berpengalaman, berjalan terus-menerus selama dua sampai tiga jam tanpa istirahat bukanlah berat. Tingginya jam jalan dan latihan yang terus-menerus membuat stamina dan kekuatan seperti itu bisa diperoleh. Buat ukuran kita, para awam dapat berjalan satu jam terus-menerus dengan diselingi istirahat selama sepuluh menit adalah wajar.Saat istirahat juga banyak faktor yang harus diperhatikan. Seperti, duduklah dengan kaki menyelonjor lurus ke depan. Karena hal ini dapat melancarkan kembali aliran darah yang sebelumnya hanya terpusat ke kaki. Usahakan cari tempat yang tidak terlalu berangin, karena angin dapat mengerutkan otot yang sedang beristirahat tersebut. Minum air yang berenergi dan bukalah sedikit makanan ringan yang kita bawa, untuk mempercepat proses recovery pada tubuh.Pendapat yang mengira bahwa meneguk minuman keras di gunung itu baik adalah salah adanya. Memang kehangatan bisa kita dapat dari minuman tersebut tapi pembuluh darah dalam kulit menjadi mengembang dan memberi kesempatan udara dingin masuk ke dalam tubuh. Kehangatan sesaat yang kita terima tidak seimbang dengan akibat setelahnya, yaitu kedinginan dalam jangka waktu lama. Lagipula tak baik bila meminum minuman keras bila sedang dalam berjalan di gunung, selain bisa mengakibatkan mabuk yang bisa berdampak bahaya untuk si pendaki sendiri. Atur waktu istirahat, jangan terlalu lama juga. Selain sayang pada otot-otot kaki yang sudah memanas dan kencang menjadi mengendur karena kelamaan istirahat. Tapi, bila dirasakan Anda memerlukan istirahat lebih lama dari biasanya itu pertanda Anda berjalan terlalu cepat. Dan bila tiba-tiba tiap setengah jam atau kurang Anda merasa membutuhkan istirahat itu berarti pertanda tubuh kita sudah terlalu lemah dan lelah.Masalah kelelahan ini haruslah dipertimbangkan masak-masak. Bila hal ini terjadi tak jauh dari puncak tempat tujuan mungkin kita bisa memaksakan untuk mencapainya. Tapi, bila terjadi di tengah perjalanan dan puncak tempat tujuan kita masih terasa jauh dari depan mata lebih disarankan mengambil istirahat panjang, kalau perlu dirikan tenda untuk beristirahat. Memilih lokasi istirahat juga harus memperhatikan banyak hal. Pilihlah lokasi istirahat yang memiliki pemandangan indah, karena paling tidak secara psikologis menikmati pemandangan dapat mengurangi perasaan lelah yang timbul selama dalam perjalanan. Makan dan minum secukupnya, kalau perlu dimasak dahulu agar hangat dan segar. Baik juga kalau kita memakan sedikit garam untuk menghindari keram. Medan Selanjutnya yang perlu diperhatikan saat berjalan di gunung adalah memperhatikan betul medan yang akan kita tempuh. Medan yang berumput dan terjal kadang membahayakan, apalagi saat basah karena hujan atau embun pada pagi hari. Bila kita tak berhati-hati melewatinya, tergelincirlah akibatnya. Apalagi bila kita memakai sepatu yang tidak mempunyai sol ber-'kembang' yang layak. Sama juga seperti pada medan yang berlumpur dan becek, cenderung licin dan berbahaya. Di daerah yang penuh kerikil dan batu-batu tajam disarankan berhati-hati dan tidak bertindak ceroboh. Tidak berbeda juga di saat kita menemui daerah dengan batu-batu besar seperti saat di sungai. Kalau bisa melompat dari satu batu ke batu lainnya lebih disarankan. Tapi ini memerlukan kecepatan gerak dan ketepatan dalam melangkah, karena kadang batu tempat kita berpijak sudah bergulir saat kita akan pindah ke batu yang lain. Faktor kelelahan dan pengalaman juga bisa menjadi acuan bila ingin meloncat-loncat seperti ini. Bila kita sudah terlalu lelah cara yang paling aman adalah dengan menaiki satu per satu batu-batu tersebut dan memeriksa dahulu batu-batu yang akan dipijak agar tidak bergulir nantinya.Lain lagi bila menemui daerah dengan karakter berpasir. Berjalan mendaki di daerah seperti ini lebih sukar daripada berjalan di atas tanah keras. Setiap kali dua kali melangkah ke atas tanah akan melorot ke bawah sebanyak satu langkah. Kadang-kadang perlulah menyepakkan kaki agar tanah memadat dan tidak melorot lagi. Bila kita menjadi orang kedua kita bisa mempergunakan jalur yang pernah dilalui orang pertama, hal ini bisa menghemat tenaga karena tanah berpasir bekas jejak menjadi lebih padat dan keras.Juga jangan cepat percaya pada pepohonan kecil-kecil yang berada dipinggir-pinggir tebing. Seringkali pohon tersebut tak cukup kuat untuk menahan tubuh kita, sehingga gampang tercabut saat kita memakainya untuk menahan bobot badan. Pakailah pohon-pohon tersebut hanya sebagai keseimbangan saja.Jangan terburu-buru mengambil keputusan memotong lintasan yang sudah ada. Memang kadang lintasan tersebut terasa jauh bila kita melewatinya. Tapi percayalah, hal tersebut biasanya dikarenakan faktor mengikuti bentukan alam yang ada di daerah tersebut. Memang itu adanya jalur yang terbaik. Juga biasanya jalur-jalur memotong itu lebih sulit adanya, lebih baik jalan sedikit melingkar tapi dapat menghemat tenaga daripada mengikuti lintasan memotong tapi terkuras tenaga. Jadi, patut diulang lagi. Ucapan-ucapan yang mengatakan bahwa naik gunung itu susah adalah bohong belaka. Ternyata kita bisa menikmatinya, dan bahaya-bahaya yang timbul di sana sebenarnya bisa diminimalkan dengan cara meningkatkan pengetahuan tentang kegiatan tersebut. Dan dengan menjadikan sebuah perjalanan menjadi sebuah seni adalah cara tersendiri dalam menikmati ciptaan-Nya.
SURVIVAL
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam. S : Sadar dalam keadaan gawat darurat U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah R : Rasa takut dan putus asa hilangkan V : Vitalitas tingkatkan I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya V : Variasi alam bisa dimanfaatkan A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya L : Lancar, slaman, slumun, slamet Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival ini, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya : S : Stop & seating / berhenti dan duduklah T : Thingking / berpikirlah O : Observe / amati keadaan sekitar P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan Mengapa Ada Survival Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain : * Keadaan alam (cuaca dan medan) * Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan) * Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan) * Banyaknya kesulitan-kesulitan biasanya timbul akibat * kesalahan-kesalahan kita sendiri. Kebutuhan Survival Yang harus dipunyai oleh seorang survivor 1. Sikap mental – Semangat untuk tetap hidup - Keercayaan diri – Akal sehat – Disiplin dan rencana matang – Kemampuan belajar dari pengalaman 2. Pengetahuan – Cara membuat bivak – Cara memperoleh air – Cara mendapatkan makanan – Cara membuat api – Pengetahuan orientasi medan – Cara mengatasi gangguan binatang – Cara mencari pertolongan 3. Pengalaman dan latihan - Latihan mengidentifikasikan tanaman – Latihan membuat trap, dll 4. Peralatan – Kotak survival – Pisau jungle , dll 5. Kemauan belajar Langkah yang harus ditempuh bila saudara atau kelompok anda tersesat : * Mengkoordinasi anggota * Melakukan pertolongan pertama * Melihat kemampuan anggota * Mengadakan orientasi medan * Mengadakan penjatahan makanan * Membuat rencana dan pembagian tugas * Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar * Membuat jejak dan perhatian * Mendapatkan pertolongan Bahaya-bahaya dalam survival Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain : 1. Ketegangan dan panik Pencegahan : – Sering berlatih - Berpikir positif dan optimis – Persiapan fisik dan mental 2. Matahari / panas – Kelelahan panas – Kejang panas - Sengatan panas Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas : – Penyakit akut/kronis – Baru sembuh dari penyakit – Demam – Baru memperoleh vaksinasi – Kurang tidur – Kelelahan – Terllu gemuk – Penyakit kulit yang merata – Pernah mengalami sengatan udara panas – Minum alkohol - Dehidrasi Pencegahan keadaan panas : – Aklimitasi – Persedian air - Mengurangi aktivitas – Garam dapur – Pakaian : – Longgar – Lengan panjang – Celana pendek Kaos oblong 3. Serangan penyakit – Demam – Disentri - Typus – Malaria 4. Kemerosotan mental Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah Keadaan lingkungan mencekam Pencegahan : Usahakan tenang Banyak berlatih 5. Bahaya binatang beracun dan berbisa Keracunan Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan Penyebab : Makanan dan minuman beracun Pencegahan : Air garam di minum Minum air sabun mandi panas Minum teh pekat Di tohok anak tekaknya 6. Keletihan amat sangat Pencegahan : Makan makanan berkalori Membatasi kegiatan 7. Kelaparan 8. Lecet 9. Kedinginan Untuk penurunan suhu tubuh < 30ƒ C bisa menyebabkan kematian Membuat Bivak (Shelter) Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin ► Jenis-jenis Shelter : - Shelter asli alam - Gua : Bukan tempat persembunyian binatang Tidak ada gas beracun Tidak mudah longsor - Shelter buatan dari alam - Shelter buatan ► Syarat Shelter : * Hindari daerah aliran air * Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh * Bukan sarang nyamuk/serangga * Bahan kuat * Jangan terlalu merusak alam sekitar * Terlindung langsung dari angin Mengatasi Gangguan Binatang a. Nyamuk * Obat nyamuk, autan, dll * Bunga kluwih dibakar * Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk * Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk b. Laron Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan c. Lebah Apabila disengat lebah : * Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali * Tempelkan tanah basah/liat di atas luka * Jangan dipijit-pijit * Tempelkan pecahan genting panas di atas luka d. Lintah Apabila digigit lintah : * Teteskan air tembakau pada lintahnya * Taburkan garam di atas lintahnya * Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya * Taburkan abu rokok di atas lintahnya e. Semut * Gosokkan obat gosok pada luka gigitan * Letakkan cabe merah pada jalan semut * Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut f. Kalajengking dan lipan * Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar * Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit * Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka * Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka * Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahan g. Ular * kenali dahulu jenis ular, apakah berbisa atau tidak. o Ular berbisa biasanya memiliki warna yang mencolok dan memiliki warna yang bervariasi o bentuk kepala ular berbisa lebih runcing daripada ular tidak berbisa * jika ular tidak berbisa maka cukup bersihkan luka, agar tidak infeksi* jika ular berbisa maka: o pertama ikat sekitar bagian tubuh yang terkena gigitan o lalu perbesar sedikit luka dengan cara disayat dengan pisau bersih o pijat-pijat sekitar luka jika perlu dihisap agar bisa keluar, namun jika dihisap jangan sampai tertelan dan segera berkumur dengan air garam atau alkohol o siram bekas luka yang telah dikeluarkan bisanya dengan alkohol / air garam / air sabun o segera bawa korban kerumah sakit untuk mendapat pertolongan lebih lanjut Membuat Perangkap (Trap) Macam-macam Perangkap : * Perangkap model menggantung * Perangkap tali sederhana * Perangkap lubang jerat * Perangkap menimpa * Apace foot share Bahan : * tali/kawat * Umpan * Batang kayu * Cabang pohon * kembali ke atas Membaca Jejak ► Jenis : * Jejak buatan : dibuat oleh manusia * Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan * Jejak alami biasanya menyatakan tentang : * Jenis binatang yang lewat * Arah gerak binatang * Besar kecilnya binatang * Cepat lambatnya gerak binatang ► Membaca jejak alami dapat diketahui dari : * Kotoran yang tersisa * Pohon atau ranting yang patah * Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput Air Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 ñ 30 hari tanpa makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 – 5 hari saja tanpa air. Air yang tidak perlu dimurnikan : * Hujan * Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan * Dari tanaman rambat/rotan * Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut * Dari tanaman * Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu : * Air sungai besar * Air sungai tergenang * Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut) * Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan * Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan Makanan Patokan memilih makanan : * Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia * Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok * Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo * Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan * Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam Hubungan air dan makanan * Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit * Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan * Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak Tumbuhan yang dapat dimakanDari batangnya : * Batang pohon pisang (putihnya) * Bambu yang masih muda (rebung) * Pakis dalamnya berwarna putih * Sagu dalamnya berwarna putih * Tebu Dari daunnya : * Selada air * Rasamala (yang masih muda) * Daun mlinjo * Singkong * Akar dan umbinya : * Ubi jalar, talas, singkong Buahnya : * Arbei, asam jawa, juwet * Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya : * Jamur merang, jamur kayu Ciri-ciri jamur beracun : * Mempunyai warna mencolok * Baunya tidak sedap * Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning * Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan * Bila diraba mudah hancur * Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya * Tumbuh dari kotoran hewan * Mengeluarkan getah putih Binatang yang bisa dimakan: * Belalang * Jangkrik * Tempayak putih (gendon) * Cacing * Jenis burung * Laron * Lebah , larva, madu Siput * Kadal : bagian belakang dan ekor * Katak hijau * Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya * Binatang besar lainnya Binatang yang tidak bisa dimakan * Mengandung bisa : lipan dan kalajengking * Mengandung racun : penyu laut * Mengandung bau yang khas : sigung Api Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata. * Dengan lensa / Kaca pembesar Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar. * Gesekan kayu dengan kayu. Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar * Busur dan gurdi Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar. Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren
Sejarah Gladian Nasional Pecinta Alam Indonesia
Gladian Nasional merupakan pertemuan akbar pecinta alam se Indonesia. Menurut bahasa berasal dari “gladi” (bahasa Jawa) yang mempunyai arti “latihan” sehingga Gladian Nasional bisa diartikan sebagai “ajang latihan” bagi para pecinta alam guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam bidang kepecintaalaman dan kegiatan alam bebas. Gladian Nasional juga berperan sebagai wahana silaturahmi dan berbagi pengetahuan antar perkumpulan pecinta alam se Indonesia. Pada awalnya kegiatan ini diadakan oleh WANADRI sebagai ajang latihan bagi anggotanya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam gladian ini antara lain mountaineering, pengenalan SAR, acara kekeluargaan, serta tukar menukar informasi dan pengalaman. Selain anggota WANADRI dalam kegiatan ini diundang pula beberapa perhimpunan- perhimpunan pencinta alam dan pendaki gunung yang ada di Jawa. Dalam acara gladian yang kemudian dikenal sebagai Gladian Nasional I ini hadir 109 orang dari 18 perhimpunan. Pada kesempatan itu pula akhirnya disepakati bersama untuk menyelenggarakan gladian-gladian selanjutnya sebagai media pertemuan dan latihan pencinta alam dan pendaki gunung di Indonesia. Salah satu Gladian Nasional yang fenomenal adalah Gladian Nasional IV yang berlangsung di Sulawesi Selatan di mana dalam gladian ini berhasil disepakati Kode Etik Pecinta Alam Indonesia yang masih dipergunakan oleh berbagai perkumpulan pecinta alam di Indonesia hingga sekarang. Meskipun tidak rutin dilaksanakan dalam rentang waktu tertentu namun Gladian Nasional telah berhasil dilaksanakan beberapa kali. Berikut adalah daftar pelaksanaan Gladian Nasional: Gladian Nasional I diselenggarakan oleh WANADRI pada tanggal 25 – 29 Februari 1970 di tebing Citatah Jawa Barat. Gladian Nasional II diselenggarakan pada tahun 1971 di Malang Jawa Timur yang diselenggarakan oleh TMS 7 Malang. Gladian Nasional III diselenggarakan di Pantai Carita, Labuhan, Jawa Barat pada bulan Desember 1972. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Pencinta alam dan Penjelajah alam se-Jakarta. Gladian Nasional IV diselenggarakan di P. Kahyangan dan Tana Toraja Sulawesi Selatan pada bulan Januari 1974. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Kerja sama Club Antarmaja pencinta Alam se-UjungPandang. Dalam gladian IV yang dihadiri oleh 44 perhimpunan organisasi pecinta alam ini berhasil menyepakati Kode Etik Pecinta Alam Indonesia yang masih dipergunakan hingga sekarang. Gladian Nasional V diselenggarakan di Jawa Barat pada bulan Mei 1978. Gladian ini semula direncanakan dilaksanakan pada tahun 1974 namun baru bisa berhasil diselenggarakan pada tahun 1978 oleh WANADRI bekerja sama dengan berbagai perhimpunan organisasi Pecinta Alam (dan sejenisnya) se Jawa Barat. Gladian Nasional VII diselenggarakan di Kalimantan Tengah. Gladian Nasional IX dilaksanakan di Lampung pada bulan Januari 1989. Gladian Nasional X diselenggarakan di Jawa Barat pada tanggal 5–10 September 1994. Gladian Nasional XI dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 4–11 Agustus 1996. Gladian Nasional XII dilaksanakan di Jawa Timur dari tanggal 28 Mei- 5 Juni 2001. Gladian Nasional XIII dilaksanakan pada tanggal 7-17 Agustus 2009 di Mataram Nusa Tenggara Barat. Selanjutnya tunggu info lagi....dan dengar2 akandaksanakan di sumbar
ORIENTASI MEDAN
Dalam suatu perjalanan terkadang kita dihadapkan pada suatu keadaan yang mengharuskan untuk menaksir terdahulu kondisi medan yang akam dihadapi. Maksudnya agar melewati medan tersebut kita tidak terjebak dalam kesulitan. Misalnya menyeberangi sungai, kita harus menaksirkan lebar sungai, kedalaman serta kecepatan arusnya. Peramalan bentuk awan, suara debur pantai, bau-bauan yang berbahaya. Hasilnya penaksiran yang didapat tentu saja tidak tepat benar, ketelitian hasil penaksiran akan tergantung dari kecermatan dan ketelitian .B. Dasar-dasar Ilmu Medan 1. Ilmu medan yang sebenarnya, terdiri dari 4 bagian yaitu : geografi, morfologi, hidrografi dan topografi. 2. Ilmu membayangkan medan (topografi praktis) adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan alat untuk mendapatkan bayangan yang jelas tentang suatu medan. Terbagi menjadi : cara penggunaan peta topografi dan uraian mengenai medan. 3. Ilmu Pengintaian adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara yang terbaik untuk melakukan pengintaian suatu medan untuk keperluan tugasnya. C. Tanda-tanda dan Klasifikasi Medan 1. Tanda medan terdiri dari tanda medan dari alam, tanda yang di buat manusia dan titik tanda. 2. Klasifikasi medan terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi, gigir gunung, lembah, hutan, rimba dan rawa. D. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan 1. Pengaruh topografi antara lain : bentuk permukaan dan perairan, tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah dan benda-benda buatan yang ada di medan. 2. Pengetahuan dan keterampilan 3. Iklim dan cuaca E. Penaksiran Adalah proses mengetahui keadaan di alam melalui panca indra, anggota tubuh dan pengalaman dan terkadang dengan bantuan alat. Dipengaruhi oleh : panca indra, anggota tubuh dan pengalaman F. Teknik Penaksiran 1. Menaksir lebar sungai 2. Menaksir tinggi permukaan sungai dengan Bantuan batang atau ranting dan riam 3. Menaksir kecepatan arus sungai 4. Menaksir ketinggian 5. Penaksiran waktu 6. Penaksiran jarak 7. Penaksiran cuaca a. Tanda Umum 1. Cuaca Baik * Merah pada waktu malam hari * Embun dan kabut pada pagi-pagi benar. * Matahari terbit berwarn merah. * Bintang-bintang dilangit terang sekali * Bulan kelihatan terang dan bersinar 2. Cuaca Kurang Baik * Kuning pucat pada waktu matahari terbenam * Awan gelap dan tergantung rendah * Pagi hari dan kering bulan diliputi awan gelap banyak angin atau badai 3. Banyak Angin atau Badai * Awan bergerak terang dengan garis-garis yang terang * Ada hujan sebelum angin * Matahari terbit dari balik awan * Matahari terbenam warnanya merah 4. Perkiraan Cuaca * Awan bergerak melawan angin * Bulan dikelilingi bundaran * Banyak angin sebelum hujan, tanda tidak hujan * Bayang-bayang tempat lurus ke timur barat (daerah khatulistiwa) * Pagi udara panas sekali, siangnya hujan disertai angin b. Tanda-Tanda Dengan Binatang 1. Saat Pergantian Cuaca * Burung layang-layang : Terbang sangat tinggi * Kelalawar : Terbang sampai senja * Laba-laba : Rajin membuat jaringnya * Semut : Keluar dari sarangnya * Lebah : Terbang jauh ihingga sarangnya kosong * Nyamuk : Waktu senja terbang kian kemari 2. Saat Hujan Akan Turun * Burung : Terbang rendah sekali * Laba-laba : Bersembunyi * Semut : Merayap dengan cepat * Katak : Diam dalam air * Ikan : Melompat di atas air * Kucing : Duduk membelakangi api * Burung Laut : Beterbangan menuju darat G. Kesimpulan Dalam melakukan ormed ini kita tidak bias terlepas dari beberapa hal yang sangat mempengaruhi antara lain : 1. Pengaruh topografi 2. Pengaruh iklim dan cuaca 3. Pengaruh pengetahuan dan keterampilan Bagaimanapun ketenangan mental dan kejernihan untuk berpikir merupakan kunci pokok untuk mengatasinya dalam menghadapi halangan lintasan yang ada. Kepercayaan terhadap diri sendiri harus tumbuh dalam melakukan penaksiran medan jangan ada keraguan yang terjanggal dan keraguan ini harus ditinggalkan. Dengan melakukan cara yang baik dan benar, Insya Allah penerapan ormed ini dapa dilakukan dengan sebaik-baiknya. “ Ingatlah alam tak mungkin ditundukkan, Manusia hanya mampu Menyelaraskan dirinya dengan alam, Jelajahilah alam dengan Kerendahan hati dan ketinggian budi pekerti
NAVIGASI
PENDAHULUAN Navigasi adalah pengetahuan untuk mengetahui keadaan medan yang akan dihadapi, posisi kita di alam bebas dan menentukan arah serta tujuan perjalanan di alam bebas. Pengetahuan tentang navigasi darat ini merupakan bekal yang sangat penting bagi kita untuk bergaul dengan alam bebas dari padang ilalang, gunung hingga rimba belantara. Untuk itu memerlukan alat-alat seperti: 1. Peta topografi 2. Penggaris 3. Kompas 4. Konektor 5. Busur derajat 6. Altimeter 7. Pensil Pengetahuan tentang navigasi darat ini meliputi : 1. Pengenalan Peta 2. Pengenalan Kompas 3. Memakai peta dan kompas dalam satu kesatuan I. PENGENALAN PETA Peta adalah gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diproyeksikan dalam dua dimensi pada bidang datar dengan metode dan perbandingan tertentu. Peta yang biasanya digunakan dalam kegiatan pendakian gunung adalah peta topografi. Selain pendaki gunung, jenis peta ini juga dipakai oleh militer.kandungan informasi yang dimiliki oleh peta topografi seperti relief permukaan bumi, hutan, pemukiman penduduk, jaringan sungai, jalan dan sebagainya, keistimewaan peta topografi adalah skala yang besar namun hal ini menyebabkan peta topografi itu hanya menggambarkan suatu wilayah kecil saja. Ukuran peta topografi sebagai berikut : - Skala 1 : 50.000 - Skala 1 : 25.000 - Skala 1 : 5.000 Bagian –bagian pada peta : 1. Judul Peta Adalah identitas yang tergambar pada peta, ditulis nama daerah atau identitas lain yang menonjol. 2. Keterangan Pembuatan Merupakan informasi mengenai pembuatan dan instansi pembuat. Dicantumkan di bagian kiri bawah dari peta. Keterangan ini digunakan untuk menghitung sudut variasi magnetisnya karena kutub magnetis selalu berubah setiap tahun disebabkan pengaruh rotasi bumi. Variasi ini dinamakan “Deklinasi”, variasi deklinasi ini sangat berpengaruh terhadap perhitungan dalam menggunakan peta dan kompas. 3. Nomor Peta (Indeks Peta) Nomor peta berguna untuk memudahkan kita mencari peta yang dibutuhkan. 4. Pembagian Lembar Peta Adalah penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di sekitar peta yang digunakan, bertujuan untuk memudahkan penggolongan peta bila memerlukan interpretasi suatu daerah yang lebih luas. 5. Sistem Koordinat Adalah perpotongan antara dua garis sumbu koordinat. Macam koordinat adalah: a. Koordinat Geografis Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT), yang berpotongan dengan garis lintang (LU dan LS) atau koordinat yang penyebutannya menggunakan garis lintang dan bujur. Koordinatnya menggunakan derajat, menit dan detik. Misal Co 120° 32' 12" BT 5° 17' 14" LS. b. Koordinat Grid Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada koordinat grid. Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter), sebelah selatan ke utara dan barat ke timur dari titik acuan. c. Koordinat Lokal Untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak ada gridnya, dapat dibuat garis-garis faring seperti grid pada peta. Skala bilangan dari sistem koordinat geografis dan grid terletak pada tepi peta. Kedua sistem koordinat ini adalah sistem yang berlaku secara internasional. Namun dalam pembacaan sering membingungkan, karenanya pembacaan koordinat dibuat sederhana atau tidak dibaca seluruhnya.Misal: 72100 mE dibaca 21, 9° 9700 mN dibaca 97, dan lain-lain. 6. Skala Peta Adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak horisontal sebenarnya di medan atau lapangan. Rumus jarak datar dipeta dapat di tuliskan JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN Penulisan skala peta biasanya ditulis dengan angka non garis (grafis).Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 250 m di medan yang sebenarnya. 7. tanda peta tanda peta adalah gambar bagaian-bagaian atau benda-benda medan yang digambarkan dengan tanda-tanda tertentu dan telah ditentukan 8. Garis Kontur atau Garis Ketinggian Garis ketinggian adalah merupakan garis perbatasan bidang yang merupakan tempat kedudukan titik-titik dengan ketinggian sama terhadap bidang referensi (pedoman) acuan tertentu. Garis kontur adalah gambaran bentuk permukaan bumi pada peta topografi. Garis kontur dimaksudkan untuk mengetahui ketingian suatu daerah atau tempat dari permukaan laut dan juga dapat digunakan untuk mengenali atau mengetahui keadaan medan yang sebenarnya dilapangan. Ciri – ciri garis kontur • Garis kontur yang lebih rendah selalu mengelilingi garis ketinggian yanglebih tinggi, kecuali pada awal. Pada kawah garis konturnya ditambahkan titik – titik yang lebih tinggi mengelilingi kontur yang lebih rendah. • Kerapatan garis kontur yang berubah – ubah tidak memengaruhi beda ketinggian garis kontur tersebut. • Untuk daerah datar/landai gambar konturnya jarang – jarang, sedangkan untuk daerah yang terjal atau curam garis konturnya rapat. • Pungungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rankaian kontur berbentuk ”U” yang menjorok keluar menjauhi puncak. • Lembah terlihat dipeta sebagai huruf ”V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke dalam kearah puncak. • Garis kontur terdiri dari dua macam, garis kontur tebal yang dikenal dengan nama ”intermediate countour” dan garis kontur tipis yang dikenal dengan nama ”index countour” atau disebut juga internal kontur. Untuk peta terbitan bakosurtanal, garis kontur yang tipis atau yang berada diantara dua garis kontur tebal berjumlah tiga buah garis kontur dan selang garis konturnya untuk peta skala 1:50.000 adalah 25 meter, sedangkan untuk skala peta 1:25.000 adalah 12,5 meter. Macam – macam tinggi 1.Tinggi Mutlak: • Diukur dari permukaan laut, merupakan standardisasi penukuran. • Pengukuran dilakukan pada waktu pasang surut. Tempat pengukurannya dinamakan Peil. • Tiggi mutlak digunakan sebagai titik yang menunjang ketiggian sebenarnya dari permukaan laut. • Tinggi mutlak juga digunakan untuk mengetahui tinggi nisbi relatif. 2.Tinggi Nisbi: • Diukur dari tempat di mana benda itu berada.biasanya pengukuran dilakukan/diambil dari permukaan tanah. • Tinggi nisbi merupakan perbedan tingi dari dua titik atau tempat yang diukur. • Tinggi nisbi dari tiap – tiap tempat tidak selalu sama. Artinya, mungkin bisa sama mungkin pula tidak sama. Penentuan Suatu Titik atau Tempat di Peta Menentukan suatu titik atau lokasinya di peta dapat dilakukan dengan beberapa cara – cara ,yaitu: 1. Cara Kordinat Geografi Sistem koordinat geografi ini adalah suatu sistem untuk menetukan kedudukan suatu titik atau tempat di permukaan bumi (dalam bidang lengkung) sistem ini dinyatakan dalam derajat dengan meridian greenwich sebagai lintang 0o. sistem ini dipakai saat ini untuk navigasi dengan GPS Receiver. Contoh: Misalkan titik A berada pada 6o 12’ LS dan 106o 53 ‘ BT 2. Cara Koordinat Peta Sistem ini adalah untuk menentukan kedudukan suatu titik/tempat pada suatu peta. Lembar peta dibagi atas garis – garis koordinat, yaitu garis mendatar (sumbuh X/absis) nomor urut dari barat ke utara. Koordinat peta dinyatakan dalam satuan panjang. Ada dua car untuk menyatakan koordinat peta, yaitu: • Cara 4 angka : Digunakan untuk memperlihatkan posisi suatu tempat yang cukup lebar, missalnya untuk menunjukan lokasi kampung, danau dan sebagainya. Jarak kira _kira 1000 meter. (sisi bujur sangkar dibagi 1.000 meter) • Cara 6 angka : Digunakan untuk menunjukan lokasi yang yang sempit. Lokasi kemah, titik pertemuan (check point), dan lain –lain. Jarak 100 meter. (sisi bujur sangkar dibagi 10 bagian) Contoh : dengan memakai sistem koordinat 6 angka, misalnya posisi kita pada “X” antara 64 dengan 65, sedangakan pada garis”Y” antara 57 dengan 56. Garis – garis ini kemudian dibagia atas 10 bagian. Berdasarkan pembagian itu, tentukan pada bagian mana posisi kita tersebut. Dengan sistem 6 angka posisi kita adalah 641579, sedangkan dengan sistem 4 angka posis kita adalah 6457. sebelum kode tersebut kita nyatakan, kadang –kadang perlu disebutkan terlebih dahulu kode lembar peta bersangkutan seperti yang tercantum dibagian atas setiap lembar peta. Ada beberapa sistem cara penentuan posisi yang lain seperti cara Karvak, Titik pankal, dan car garis pangkal.semua sistem tersebut tidak dibahas disini. Utara Peta (UP) Utara peta adalah bagian atas dari peta yang ditunjukkan dengan garis – garis tegak lurus atau sumbuh Y dari Grid peta. Utara peta disebut juga Grid North. Garis – garis Y dan X terbentuk dari proyeksi yang dihasilkan dengan garis bujur dan lintang bumi pada peta dan kemudia diproyeksikan kedalam koordinat (Grid). Utara peta ini sangat perlu diketahui karenah sering digunakan dalam berorientasi medan. Utara Magnetis (UM) Utara magnetis adalah arah yang ditunjukan oleh jarum kompas, yaitu suatu tempat tertentu ke kutupautara magnetis bumi yang terletak si Jazirah Boshia, di sebelah utara Kanada. Utara magnetis atau Magnetis North, dilambangkan dengan setengah anak panah. Utara magnetis di indinesia bergerak disebelah timur dari utara peta. Utara magnetis hanya ada di medan lapangan. Iktilaf Peta/Deklinasi Dengan anggapan bumi adalah lonjongan maka mudah untuk memperbanyak hal ini. Proyeksi pada sistem meridian paralel bumi yang berbentuk elipsi tersebut jika kita pindahkan padah sistem grid peta atau kedalaman bidang datara akan jelas sekali akan tidak tepat serta akna terdapat perbedaan – perbedaan. perbedaan – perbedaan inilah yang disebut deknilasi. Iktilaf Magnetis Bukan hanya pada utara peta (UP) dan utara sebenarnya (US) saja terjadi penyimpangan. Kutub utara magnet dan kutub sebenarnya juga berbeda letak titiknya. Ini berarti ada penyimpangan pada iktilaf magnetis sudut yang dibentuk oleh utara sebenarnya (US) dengan utara magnetis (UM) ke arah barat atau timur. Yang menjadi pokok perhitungannya adalah utara sebenaranya (US). Ini juga bergantung pada letak titik atau tempat tersebut di bumi. Sebagai contoh misalnya Iktilaf magnetis (IM) = 8o timur maka berarti sudut antara US dan UM besarnya akan 8o ke arah timur atau kekanan (dengan catatan pengamat berada di sebelah kiri utara magnetis). Jika pengamat berda disebelah barat mjaka dia juga berad di sebelah kiri. Perhitungan Deklinasi atau iktilaf peta atau juga Iktilaf Magnetis ini dicantumkan pada lembaran peta. Ikhtilaf Utara Peta (UP), Utara magnetis (UM) Yaitu sudut yang dibentuk oleh utara peta dengan utara magnetis ke bara atau ke timur dan yang menjadi pokok utamanya adalah utara peta . Sudut Peta Sudut peta merupakan suatu sudut yang terbentuk oleh dua buah garis. Garis yang satu menuju kearah utara peta (UP) dan yang lainnya menuju sasaran atau obyek. Sudut Kompas Sudut kompas adalah suatu sudut yang dibentuk oleh dua buah garis lurus, yang satu menuju utara magnetis (UM) dan yang lainnya menuju sasaran. Untuk catatan, sudut peta hanya digunakan/ terdapat di peta/kompas dan sudut kompas hanya ada di medan lapangan. Variasi Magnetis Varisi magnetis adalah perbedaan antara ikhtilaf magnetis pada waktu yang berlainan. Oleh karena pengaru peputaran atau rotasi bumi dan juga peputaran bumi mengelilingi matahari yang dikenal juga dengan sebutan revolusi maka kutub utara magnetis selaluh berubah – ubah. Perputaran bumi ini menimbulkan suatu gaya mendorong keluar atau dikenal juga dengan gaya sentripental. Letak kutub magnetis bumi selalu berubah pada setiap tahunnya. Ini juga menyebabkan ikhtilaf magnetis atau kutub utara magnetis juga berubah. Perbedaan – perbedaan ikhtilaf peta inilah yang disebut Variasi Magnetis. Variasi Magnetis tidak sama pada beberapa tempat. Di Indonesia sendiri pada umumnya ditetapkan 2” per tahunnya. Pada peta topografi yang lama digunaka tabel Variasi Magnetis, dan pada peta topografi peralihan, Variasi Magnetis dan deklinasinyadigambarkan dengan sudut, dan ini terletak di kiri bawah peta. Penulisan Variasi Magnetis dinyatakan juga dengan Variasi rata – rata pada tiap tahunnya. Ada juga peta yang tidak mencantumkan ikhtilaf peta, melainkan hanya ikhtilaf Magnetis. Pada peta model seperti ini, iktilaf peta bisa kita dapat kan dengan melihat pada batas sebelah kiri atau kanan pada peta dan disana tertulis “Grid Declination” atau ikhtilaf peta. II. PENGENALAN KOMPAS Kompas adalah peralatan umum yang paling dikenal dan paling populer di dunia sebagai alat petunjuk arah. Kompas mempunyai jarum yang berfungsi menunjukkan arah mata angin. Kompas mempunyai pembagian arah mata angin sebanyak 32 buah dan garis pembagi derajat dari 0o samapi 359o, arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas inilah yang dikenal dengan sebutan arah medan magnetik bumi, bukan arah kutub yang sebenarnya. Bagian-bagian kompas 1. Jarum kompas/jarum magnet Jarum kompas merupakan bagian terpenting pada sebuah kompas. Jarum ini dibuat dengan menggunakan magnet. 2. Piringan derajat di dalam kompas ada lingkaran yang terdiri atas garis-garis. Garis ini dikenal dengan garis pembagi skala derajat. Cara membaca skala derajat ini searah dengan jarum jam yang dimulai dari arah utara magnetis, kemudian melingkar menuju titik utara magnetis, kemudian melingkar menuju titik utara magnetis kembali. 3. Skala piringan derajat Ada banyak macam untuk skala piringan derajat ini. Pembagian derajat internasional atau standarnya adalah seperti sudut lingkaran yaitu 360o. kompas militer mempunyai skala 6.000’: 6.300’ atau 64.00’ 4. Rumah Kompas Merupakan tempat bagian kompas tersebut berada. Didalam rumah kompas biasanya juga diberi cairan bening sebagai penangkal luar. Cairan ini berfungsi melindingi kompas terutama dalam suhu -4oC sampai 50 oC Pada umumnya para penaki mengenal dua tipe kompas yang sering mereka gunakan di lapangan. Kedua macam kompas tersebut adalah : 1. Kompas bidik atau kompas Prisma kompas ini umumnya digunakan oleh militer, ettapi tidak menutup kemungkinan bagi pendaki gunung untuk memakainya. 2. Kompas protaktor/orientasi Kompas jenis ini sudah dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris. Kompas ini sangat mudah digunakan. Terkadang kompas ini dilengkapi alat bidik. Jenis kompas ini banyak digunakan oleh kalangan penggiat kegiatan orientenering. Di Indonesia kompas ini dikenal dengan sebutak kompas Silva MEMAKAI PETA DAN KOMPAS DALAM SATU KESATUAN A. MENGHITUNG HARGA INTERVAL KONTUR Pada peta skala 1 : 50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter. Untuk mencari interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus ini tidak berlaku untuk semua peta, pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA TOKYO- 1977/1:25.000, tertera dalam legenda peta interval konturnya 10 meter sehingga berlaku rumus 1/2500 x skala peta. Jadi untuk penentuan interval kontur belum ada rumus yang baku, namun dapat dicari dengan: 1. Cari dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misal titik A dan B. 2. Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B). 3. Hitung jumlah kontur antara A dan B. 4. Bagilah selisih ketinggian antara A - B dengan jumlah kontur antara A - B, h asilnya adalah Interval Kontur. B. MENGENAL TANDA MEDAN Selain tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta, untuk keperluan orientasi harus juga digunakan bentuk-bentuk bentang alam yang mencolok di lapangan dan mudah dikenal di peta, disebut Tanda Medan. Beberapa tanda medan yang dapat dibaca pada peta sebelum berangkat ke lapangan, yaitu: 1. Lembah antara dua puncak 2. Lembah yang curam 3. Persimpangan jalan atau Ujung desa 4. Perpotongan sungai dengan jalan setapak 5. Percabangan dan kelokan sungai, air terjun, dan lain-lain. Untuk daerah yang datar dapat digunakan: 1. Persimpangan jalan 2. Percabangan sungai, jembatan, dan lain-lain. C. MENGGUNAKAN PETA Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah tentu titik awal dan titik akhir akan diplot di peta. Sebelum berjalan catatlah: 1. Koordinat titik awal (A) 2. Koordinat titik tujuan (B) 3. Sudut peta antara A - B 4. Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A - B 5. Berapa panjang lintasan antara A - B dan berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan lintasan A -B. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu operasi adalah a) Kita harus tahu titik awal keberangkatan kita, baik di medan maupun di peta. b) Gunakan tanda medan yang jelas baik di medan dan di peta. c) Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita, apakah sudah sesuai dengan tanda medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum. d) Perkirakan berapa jarak lintasan. Misal medan datar 5 krn ditempuh selama 60 menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit. e) Lakukan orientasi dan resection, bila keadaannya memungkinkan. f) Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi medan dan perubahan arah perjalanan. Misalnya dari pnggungan curam menjadi punggungan landai, berpindah punggungan, menyeberangi sungai, ujung lembah dan lainlainnya. g) Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta dibuat lintasan dengan jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang disesuaikan dengan skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta) memperlihatkan kemiringan lintasan juga penampang dan bentuk peta. Panjang lintasan diukur dengan mengalikannya dengan skala peta, maka akan didapatkan panjang lintasan sebenarnya. D. MEMAHAMI CARA PLOTTING DI PETA Plotting adalah menggambar atau membuat titik, membuat garis dan tandatanda tertentu di peta. Plotting berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya Tim Bum berada pada koordinat titik A (3986 : 6360) + 1400 m dpl. SMC memerintahkan Tim Buni agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 mdpl. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah : a. Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor. Pembacaan dimulai dari sumbu X dulu, kemudian sumbu Y, didapat (X:Y). b. Plotting sudut peta dari A ke T, dengan cara tank garis dari A ke T, kemudian dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A - T dari titik A ke arah garis AT. Pembacaan sudut menggunakan Sistem Azimuth (0" -360°) searah putaran jarum Jain. Sudut ini berguna untuk mengorientasi arah dari A ke T. c. Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju T. Interprestasi ini dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan setapak, sungai ataupun punggungan. Harus dipaharni betul bentuk garis garis kontur. Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tempuh : a. Kemiringan lereng + Panjang lintasan b. Keadaan dan kondisi medan (misal hutan lebat, semak berduri atau gurun pasir). c. Keadaan cuaca rata-rata. d. Waktu pelaksanaan (yaitu pagi slang atau malam). e. Kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yang dibawa. E. MEMBACA KOORDINAT Cara menyatakan koordinat ada dua cara, yaitu: 1. Cara Koordinat Peta Menentukan koordinat ini dilakukan diatas peta dan bukan dilapangan. Penunjukkan koordinat ini menggunakan: a. Sistem Enam Angka Misal, koordinat titik A (374;622), titik B (377;461) b. Cara Delapan Angka Misal, koordinat titik A (3740;6225), titik B (3376;4614) 2. Cara Koordinat Geografis Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0 atau 106° 4$' 27,79". Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan adalah kota Jakarta. Bila di sebelah barat kota Jakarta akan berlaku pengurangan dan sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk koordinat geografis yang perlu diperhatikan adalah petunjuk letak peta. F. SUDUT PETA Sudut peta dihitung dari utara peta ke arah garis sasaran searah jarum jam. Sistem pembacaan sudut dipakai Sistem Azimuth (0° - 360°). Sistem Azimuth adalah sistem yang menggunakan sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung atau diukur sesuai dengan arah jalannya jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara). Bertujuan untuk menentukan arah-arah di medan atau di peta serta untuk melakukan pengecekan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhir perjalanan. Sistem penghitungan sudut dibagi menjadi dua, berdasar sudut kompasnya AZIMUTH : SUDUT KOMPAS BACK AZIMUTH : Bila sudut kompas > 180° maka sudut kompas dikurangi 180°. Bila sudut kompas < 1800 maka sudut kompas ditambah 180°. G. TEKNIK MEMBACA PETA Prinsipnya . " Menentukan posisi dari arah perjalanan dengan membaca peta dan menggunakan teknik orientasi dan resection, bila keadaan memungkinkan " Titik Awal : Kita harus tahu titik keberangkatan kita, balk itu di peta maupun di lapangan. Plot titik tersebut di peta dan catat koordinatnya. 1. Tanda Medan : Gunakan tanda medan yang jelas (punggungan yang menerus, aliran sungai, tebing, dll) sebagai guide line atau pedoman arah perjalanan. Kenali tanda medan tersebut dengan menginterpretasikan peta. 2. Arah Kompas : Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita. Apakah sesuai dengan arah punggungan atau sungai yang kita susuri. 3. Taksir Jarak : Dalam berjalan, usahakan selalu menaksir jarak dan selalu memperhatikan arah perjalanan. Kita dapat melihat kearah belakang dan melihat jumalah waktu yang kita pergunakan. Jarak dihitung dengan skala peta sehingga kita memperoleh perkiraan jarak di peta. Perlu diingat, bahwa taksiran kita itu tidak pasti. +10' X 10' untuk peta 1 : 50.000 + 20' X 20' untuk peta 1 : 100.000 Untuk peta ukuran 20' X 20' disebut juga LBD, sehingga pada 20' pada garis sepanjang khatulistiwa (40.068 km) merupakan paralel terpanjang. 40.068 km: (360° : 20') = 40.068 km: (360° : 1/3) = 40.068 km: (360° X 3) 40.068 km : 1080 = 37,1 km Jadi 20' pada garis sepanjang khatulistiwa adalah 37,1 km. Jarak 37,1 km kalau digambarkan dalam peta skala 1 : 50.000 akan mempunyai jarak : 37,1 km = 3.710.000 cm. Sehingga dipeta : 3.710.000: 50.000 = 74,2 cm. Akibatnya I LBD peta 20' x 20' skala 1 : 50.000 di sepanjang khatulistiwa berukuran 74,2 X 74,2 cm. Hal ini tidak praktis dalam pemakaiannya. 4. Lembar Peta Dikarenakan LBD tidak praktis pemakaiannya, karena terlalu lebar. Maka tiap LBD dibagi menjadi 4 bagian dengan ukuran masing-masing 10' X 10' atau 37,1 X 37,1 cm. Tiap-tiap bagian itu disebut Lembar Peta atau Sheet, dan diberi huruf A, B, C, D. Jika skala peta tersebut 1 : 50.000, maka peta itu mempunyai ukuran 50.000 X 37,1 = 1.855.000 cm = 18,55 km (1ihat gambar). 5. Penomoran Lembar Peta a. Meridian (garis bujur) yang melalui Jakarta adalah 106° 48' 27,79" BT, dipakai sebagai meridian pokok untuk penornoran peta topografi di Indonesia. Jakarta sebagai grs bujur 0 b. Panjang dari Barat ke Timur = 46° 20', tetapi daerah yang dipetakan adalah mulai dari 12" sebelah barat meridian Jakarta. Daerah yang tidak dipetakan adalah : 106° 48' 27,79" BT - (12° + 46° 20' BT) = 8' 27,79", daerah ini merupakan taut sehingga tidak penting untuk pemetaan darat. Tetapi penomorannya tetap dibuat Keterangan + Daerah pada petak A dituliskan sheet 1/I-A dan titik paling Utara dan paling Barat ada di Pulau Weh. + Cara pemberian nomor adalah dari Barat ke Timur dengn angka Arab (1, 2, 3, , 139). Dari Utara ke Selatan dengan angka Romawi (I, II,III LI). + LBD selau mempunyai angka Arab dan Romawi. Contoh : LP No. 47[XLI atau SHEET No. 47/XLI. + Lembar peta selalu diben huruf, dan huruf itu terpisah dari nomor LBDnya dengan gar's mendatar. Contoh: LP No. 47/XLI - B. c. Pada uraian diatas disebutkan bahwa garis bujur 0° Jakarta selalu membagi dua buah LBD. Maka untuk lembar peta lainnya selalu dapta dihitung berapa derajat atau menit letak lembar peta itu dan' bujur 0° Jakarta Contoh: Lembar Peta No. 39/XL - A terletak diantara garis 7" dan 70 10' LS serta 0° 40' dan 0° 50' Timur Jakarta. Kita harus selalu menyebutkan Lembar Peta tersebut terletak di Barat atau Timur dan' Jakarta. d. Pada Lembar Peta skala 1 : 50.000, LBD-nya dibagi menjadi 4 bagian. Tetapi untuk peta skala 1 : 25.000, 1 LBD-nya dibagi menjadi 16 bagian dan diberi huruf a sampai q dengan menghilangkan huruf j e. Mencari batas Timur dan Selatan suatu.Sheet atau Lembar Peta. Contoh + Batas Timur dari bujur 0" Jakarta adalah 47/3 X I = 15" 40' Timur Jakarta atau 15° 40' - 12° = 3° 40' BT Jakarta (batas paling Timur Sheet B). + Batas Selatan dan 0° Khatulistiwa adalah 47/3 : 1 = 13" 40' atau 13° 40' 6" = 7° 40' LS. Karena terlatak pada Lembar Peta B dalam 1 LBD, maka dikurangi 10'. Sehingga didapat : 7° 40' - 10' = 7" 30' LS f. Mencari nomor Lembar Peta atau Sheet. Batas Timur Jakarta = 15" 40', sedang batas Selatan adalah 7" 30' LS. + Jumlah LBD ke Timur = 15° 40' X 3 X 1 LBD = 47 LBD + Jumlah LBD ke Selatan 13" 40' X 3 x 1 LBD = 41 LBD (XLI) g. Mencari suatu Posisi/Lokasi Contoh : sebuah pesawat terbang jatuh pada koordinat.- 110° 28' BT dan 7° 30' LS. Cari nomor Lembar Petanya Caranya adalah + 110° 28' - 94" 40' = 15" 48' 15° 48' X 3 = 47t' 24' (batas paling Timur) + 60 + 7" 30' = 13" 30' 130 30' X 3 = 40° 30' (batas paling Selatan) h. Perhitungan di Koordinat Geografis + CARA I Luas dari I Sheet peta adalah 10' X 10', seluas 18,55 km X 18,55 km pada peta 1 - 50.000. Sehingga di dapat (10 X 60 - 18,5 5) - 20 = 1,617, dibulatken menjadi 1,62 (sebagai konstanta). Misal peta yang digunakan peta Sheet No. 47/XLI - B Triangulasi T. 932 terletak pada : 46 mm dari Timur dan 16 mm dari Selatan. 1915 Posisi Sheet 47/XLI - B 1060 48` 27,79" + 30 40' = 110° 28' 27,79" Dari Timur: 46 mm X 1,62 = 1' l4°52" 1100 28' 27,79" BT - 1' 14,52" = 110° 27' 13,27" BT (dikurangi karena semakin mendekati ke titik Jakarta). Dari selatan : 16 mm X 1,62 = 25,92" 7° 30' LS - 25,92" = 7f' 29' 34,08" LS (dikurangi karena semakin mendekati equator). Sehingga titik Triangulasi T. 932 terletak pada koordinat: 110° 27' 13,27" BT dan 7° 29' 34,08" LS. 1915 Untuk penggunaan peta 1 : 25.000, cara penghitungannya sama, hanya konstantanya diubah menjadi 0,81, yang didapat dari : {(5 X 60) : 18,55 1 : 20 = 0,808, dibulatkan menjadi 0,81 Luas dari 1 Sheet peta skala 1 : 25.000 adalah 5' X 5' + CARA 11 Dari Timur : 46 mm = (46 : 37,1) X 60 = 1 ' 14,39" 110° 28' 27,79" BT - 1' 14,39" = 11 Of' 27' 13,40" BT Dari Selatan: 16 mm = (16 :37,1) X 60 = 25,87" 7° 30' LS - 25,87" = 7t' 29' 34,13" LS Sehingga titik Triangulasi T. 932 terletak pada koordinat : I I0'' 27' 13,40" BT dan 7° 29' 34,13" LS. 1915 Pada hasil perhitungan Cara I dan Cara II terdapat selisih 0,13" untuk BT dan 0,05" untuk LS. Hal ini tidak jadi masalah karena masih dalam batas toleransi dan koreksi, yaitu kurang dari 1,00". Untuk penggunaan peta 5' X 5', 10' X 10' dan 20' X 20' tetap menggunakan pembagi 37,1. Sebaliknya, Jika ada laporan dengan koordinat gralicule, maka cara menentukan lokasinya pada peta adalah (Contoh) "Satu unit SRU menempati sebuah lokasi dengan koordinat 110° 27' 13,27" BT dan 7° 29' 34,08" LS, tentukan lokasi SRU tersebut pada peta Sheet No. 47/XLI - B" JAWAB : Posisi peta 47/XLI -B : 110° 28' 27,79" BT sehingga 110° 27, 13,27" BT 1 10 "27' 13,27 1' 14,52" - 74,52" ,74,52" : 1,62 = 46 mm dari timur, dan ukurlah dengan penggaris Batas Selatan : 7°30' sehingga didapat 7030' LS -7029' 34.08" = 25.92" 25,92" : 1,62 = 16 mm dari selatan dan ukurlah dengan penggaris Titik perpotongan kedua garis tersebut adalah lokasi dari SRU yang dimaksud, yaitu 46 mm dari sisi timur dan 16 mm dari sisi selatan berada di sekitar Tnangulasi T.932 Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun pada medan sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh penggemar kegiatan alam terbuka karena akan memudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal sama sekali Disamping itu, keahlian ini sangat berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan tersesat atau bencana alam untuk itu dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya. PETA DARAT Hakekat Peta Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang datar dalam ukuran diperkecil yang kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis yang menyajikan informasi tentang bumi Macam Peta Secara menyeluruh peta dapat digolongkan berdasarkan skala/kedar tujuan penggunaan cakupan daerah proyeksi gambar, tanda dan simbol peta kecocokan informasi tingkat ketelitian survei proses terjadinya dan isi/informasinya. Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu peta terdapat 2 jenis peta berdasar golongan ini, yakni : 1. Peta topografi 2. Peta tematik 3. Peta topografi inilah yang kita gunakan dalam kegiatan navigasi darat. PETA TOPOGRAFI UMUM Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar yang berasal dari bahasa yunani kuno. Jadi peta topografi berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua benda yang membentuk atau berada di permukaan bumi. Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti sungai, danau), Tumbuhan ( Hutan ,semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan, jembatan). Peta ini biasa disebut peta umum karena isinya yang lebih lengkap. 1. Judul Peta Judul peta ada di bagian atas pada tengah peta. Judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan. 2. Nomor Peta Nomor peta biasanya dicantumkan di sebelah kanan. Biasanya dibagian bawah disertakan juga indeks lembar mencatumkan nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta tersebut. 3. Koordinat Peta Adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordianat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem koordinat resmi dipakai ada dua cara : * Koordinat Geografis Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap khatulistiwa dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa. Koordinat grafis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. * Koordinat Grid Dalam koordinat grid kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia titik acuan nol di sebelah barat Jakarta (6O LU, 98O BT). Garis vertikal di beri nomor urut dari selatan ke utara sedangkan garis horizontal di beri nomor urut dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4,6,8 dan 14 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 atau 6 angka dan untuk daerah yang lebih sempit dengan penomoran 8 atau 14 angka. 4. Kontur Adalah garis khayal yang menghubungkan titik - titik berketinggian sama dari muka laut. 5. Skala Peta Adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. Ada dua cara penulisan skala yaitu : Skala angka 1 : 25.000 berarti 1 cm jarak di peta = 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya. Skala garis 6. Tahun Peta Menerangkan tentang pembuatan tahunnya. 7. Tahun Peta Menerangkan tentang pembuatan tahunnya. 8. Arah Peta Yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta (utara grid). Cara yang paling mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-huruf yang ada pada peta. * Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian. * Utara magnetis (UM) adalah arah ke kutub utara megnet yang ditunjukkan oleh jarum kompas * Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga disebut Utara Peta. Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi diatas harus ikut kita perhitungkan juga. * Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta, yang terjadi karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkan pada peta, atau sudut antara US dan UP. * Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum kompas ada di sebelah timur US * Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis * Variasi Magnetis, adalah perubahan/pergeseran sudut utara magnetis dari waktu ke waktu. Pergeseran positif menunjukkan pergeseran kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah barat. 9. Legenda Peta Legenda ini memuat arti dari symbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut. MEMBACA PETA 1. Sifat-sifat Garis Kontur * Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi, kecuali bila disebutkan khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah. * Garis kontur tidak pernah saling berpotongan. * Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap walaupun kerapatan kedua garis berubah-ubah. * Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedang daerah terjal mempunyai kontur rapat. * Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak. * Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak. 2. Titik Triangulasi Titik ketinggian ini yaitu suatu titik atau benda berupa pilar/tonggak yang menyatakan tinggi relative suatu tempat dari permukaan laut. 3. Mengenal tanda Peta * Bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok di lapangan dan mudah dikenali di peta yang akan kita sebut sebagai tanda medan. * Puncak gunung atau bukit, lembah antara dua puncak. * Pertemuan anak sungai, tebing-tebing, sungai. * Belokan jalan, jembatan, ujung desa, simpang jalan KOMPAS Adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara maknetis bumi yang disebabkan oleh sifat kemagnetisannya karena sifat ini maka jauhkan kompas terutama pada saat mempergunakannya dari pengaruh benda-benda yang terbuat dari baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjuk yang salah pada jarumnya. Bagian-bagian Kompas Secara garis besar, kompas terdiri dari : * Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi * Jarum, yang selalu menunjukan arah utara magnetis bumi * Skala penunjuk, Menunjukan Pembagian derajat/mil sebagai sistem satuan arah mata angin. Jenis Kompas Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan dalam perjalanan secara garis besarnya dapat kita bedakan sebagai berikut : * Kompas orienterring untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang kurang baik. Sering disebut sebagai kompas Silva (nama merk) * Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi akurasinya sangat tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca pembacanya : kompas lensa, kompas Prismatik, kompas Optik kompas orienteering. Busur derajat atau Protaktor Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita gunakan yakni lingkaran, setengah lingkaran, segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk kepraktisan dan kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena disamping pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga tersedia skala pengukuran panjang dan tali pusat untuk memperpanjang pengukuran dan mempermudah perhitungan azimuth dan back azimuth. Peralatan-peralatan pendukung lainnya seperti penggaris, altimeter untuk membantu menentukan ketinggian dan peralatan tercanggih untuk menentukan posisi secara langsung dengan menggunakan bantuan satelit yakni GPS (Global Positioning System). Menentukan Koordinat * Koordinat adalah kedudukan sesuatu pada peta, yang merupakan pertemuan garis tegak dan mendatar dari suatu lembaran peta topografi. Sistem koordinat yang resmi ada dua macam : * Koordinat Geografis, sering disebut sistem Garis Bujur dan Lintang. Sumbu yang digunakan adalah garis Bujur ( Bujur barat dan Timur) yang tegak lurus terhadap Khatulistiwa dan garis lintang (lintang Utara dan Selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa. Koordinat ini dinyatakan dalam satuan menit, derajat, dan detik * Koordinat Grid, dalam sistem ini kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap titik acuan (Grid). AZIMUTH DAN BACK AZIMUTH Azimut didefinisikan sebagai sudut horisontal yang diukur searah jarum jam dari garis dasar atau secara ringkasnya sudut dari suatu titik terhadap arah utara pengamat. Karena ada tiga jenis arah utara (UP, UM, US) maka azimut juga terdapat 3 jenis berdasarkan ketiga arah utara tersebut, yaitu Azimut Peta, azimut Magnetis, dan azimut sebenarnya. Untuk membuat lintasan tetap berada pada satu garis lurus, kita dapat berjalan dari suatu titik ke titik lain dengan sudut kompas tetap (potong kompas), dapat menggunakan teknik back azimut. Back azimut adalah sudut arah dari suatu garis dilihat menurut arah kebalikannya. Langkah-langkah potong kompas : * Tentukan titik awal dan akhir perjalanan, plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut kompasnya serta sudut back azimutnya. * Bidikkan kompas sesuai sudut antara titik awal dan titik akhir * Bila memakai kompas orienteering, putar gelang sampai tanda (huruf N) pada kompas sebidang dengan jarum berwarna merah. Pada kompas bidik prinsipnya sama. * Bidikan kompas kembali kebelakang sesuai sudut back azimut dari tanda medan tersebut untuk mengecek apakah kita masih berada pada lintasan yang diinginkan. ORIENTASI PETA Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya. Untuk keperluan ini kita perlu mengetahui tanda-tanda medan yang ada di lokasi dan mencocokanya dengan kontur yang ada di peta. Untuk keperluan praktis utara kompas (magnetis) dapat kita anggap sejajar dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan deklinasinya. Langkah-langkah orientasi pada peta : * Cari tempat yang terbuka untuk melihat tanda-tanda medan yang mencolok (dapat dikenali) * Letakan peta pada bidang datar * Samakan utara peta dengan utara kompas, sehingga peta sesuai dengan bentang alam yang ada. * Cari tanda-tanda medan dilokasi dan himpitkan dengan tanda medan yang ada di peta (seperti jalan raya, sungai,dll) * Tanpa memperhitungkan deklinasinya, letakkan kompas sedemikian rupa sehingga sumbu pokok kompas terletak diatas garis batas lembar kiri atau kanan peta dan kita putar peta beserta kompasnya sampai jarum kompas terletek satu garis dengan garis peta tersebut. RESECTION Digunakan untuk mengetahui posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang kita kenal. Tidak semua tanda medan harus kita bidik, seperti ketika kita sedang berada di tepi sungai lainnya yang di bidik. Langkah-langkah resection : * Lakukan orientasi peta * Tentukan minimal dua tanda medan dilapangan dan kita ukur azimut dan back azimutnya. Sudut antara tempat kita dengan dua tanda medan tersebut minimal 30 derajat maksimal 150 derajat * Tarik garis back azimut dari kedua titik medan itu sehingga terjadi perpotongan antara keduanya. * Perpotongan tersebut adalah kedudukan kita di peta. INTERSECTION Cara ini digunakan untuk mengetahui atau untuk menentukan posisi suatu titik atau benda di medan pada peta dengan menggunakan posisi B sudah dicari terlebih dahulu posisi A sudah dicari terlebih dahulu point yang dicari dua atau lebih tanda medan. Langkah-langkahnya : * Lakukan orientasi peta dan resection untuk menentukan posisi kita dititik A. * Bidik obyek dari titk A tersebut, catat azimut dan back azimutnya. * Bergerak ke posisi lain dan melakukan orientasi serta resection untuk menentukan posisi kita di B. * Bidik obyek dari titk B tersebut, catat azimut dan back azimutnya. * Perpotongan azimut dari titik A dan B tersebut adalah letak obyek yang kita. MENTUKAN ARAH TANPA KOMPAS Dengan tanda-tanda alam misalnya : * Kuburan Islam selalu menghadap ke utara * Masjid selalu menghadap ke kiblat * Bagian tumbuhan yang berlumut tebal menunjukan arah timur karena sinar matahari belum terik pada pagi hari Dengan menggunakan jam tangan * Hanya dapat digunakan untuk daerah yang jauh dari khatulistiwa (minimal 23 derajat LU atau LS). * Daerah sebelah utara khatulistiwa : Jarum pendek diarahkan ke matahari, arah antara jarum pendek dan angka 12 menunjukkan arah selatan. * Daerah sebelah selatan Khatulistiwa : arahkan angka 12 ke matahari. Arah antara angka 12 dan jarum pendek menunjukkan arah utara. Dengan menggunakan Bintang * Bintang selatan (Zuider Kruis), bila kita menghubungkan bintang-bintang yang terjauh satu sama lain lalu kita tarik garis khayal sampai memotong tepi langit,maka titik pertemuan itu adalah pertemuan itu adalah selatan. * Bintang Biduk, apabila dihubungkan bintang-bintang ini akan membentuk gambar biduk. Garis yang ditarik dari bintang yang letaknya segaris akan menunjukkan arah utara. * Rasi bintang Crux (bintang salib/Gubuk Penceng), perpanjangan garis diagonal yang memotong horison dari tempat kita adalah arah selatan. * Arah bulan, bintang, dan Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat.
Langganan:
Postingan (Atom)