Sekretariat : SMAN 1 Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat 40556/ email : hisspasmun@gmail.com

Jumat, 22 Juni 2012

Foto - foto

Sejarah Singkat Pecinta Alam Indonesia

Sering kita mendengar dan menemui sekelompok manusia yang suka berpetualang di alam terbuka dengan membawa nama Pecinta Alam. Dan uniknya, nama tersebut, yakni pecinta alam hanya ditemui di Indonesia. Bukan dari segi bahasa, namun dari segi arti dan makna kalimat. Di Luar negeri sendiri mungkin lebih dikenal dengan nama Aktifis Lingkungan. Konsep Pecinta Alam dicetuskan oleh Soe Hok Gie pada tahun 1964. Gie sendiri meninggal pada tahun 1969 karena menghirup gas beracun Gunung Semeru. Gerakan "Pecinta Alam" awalnya adalah pergerakan perlawanan yang murni kultur kebebasan sipil atas invasi militer dengan doktrin militerisme - patriotik. Perlawanan ini dilakukan dengan mengambil cara berpetualang dengan alasannya yakni : "Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia - manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi ( kemunafikan ) dan slogan - slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung." ( Soe Hok Gie - Catatan Seorang Demonstran ) Era pecinta alam sesudah meninggalnya Soe Hok Gie ditandai dengan adanya ekspedisi besar - besaran, dan era berikutnya ditandai dengan Era 1969 - 1974, merupakan era antara masa kematian Gie dan masa muncul munculnya Kode Etik Pecinta Alam . Era ini menandai munculnya tatanan baru dalam dunia kepecinta - alaman, dengan diisahkannya Kode Etik Pecinta Alam ( KEPAI ) di Gladian IV Ujungpandang, 24 Januari 1974. Ketika itu di barat juga sudah mengenal suatu 'Etika Lingkungan Hidup Universal' yang disepakati pada 1972. Era ini menandakan adanya suatu babak monumental dalam aktivitas kepecintaalaman Indonesia dan perhatian pada lingkungan hidup di negara - negara industri. Lima tahun setelah kematian Gie, telah memunculkan suatu kesadaran untuk menjadikan Pecinta Alam sebagai aktivitas yang teo - filosofis, beretika, cerdas, manusiawi / humanis, pro - ekologis, patriotisme dan anti - rasial. Dalam Etika 'Etika Lingkungan Hidup Universal' Ada 3 etika yang merupakan prinsip dasar dalam kegiatan petualangan yaitu : Take nothing but picture, Leave nothing but footprint, Kill noting but time. Dalam Kode Etik Pecinta Alam Indonesia, disebutkan : - Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. - Pecinta alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam sebagai makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. PRINSIP DASAR PETUALANGAN DAN PECINTA ALAM 1. Dalam pelaksanaan kegiatan petualangan terdapat etika dan prinsip dasar yang sudah disepakati bersama. Etika dan prinsip dasar tersebut muncul sebagai rasa tanggung jawab kepada alam. Selain didukung dengan perlengkapan dan peralatan yang memadai, juga dalam petualangan mutlak diperlukan kemampuan yang mencukupi. Kemampuan itu adalah kemampuan teknis yang yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi penggunaan perlengkapan. Sebagai contoh, pendaki harus memahami ritme berjalan saat melakukan pendakian, menjaga keseimbangan pada medan yang curam dan terjal sambil membawa beban yang berat serta memahami kelebihan dan kekurangan dari perlengkapan dan peralatan yang dibawa serta paham cara penggunaannya. 2. Kemampuan kebugaran yang mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, kebugaran jantung dan sirkulasinya, serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan lingkungan alam. Berikutnya, kemampuan kemanusiawian. Ini menyangkut pengembangan sikap positif ke segala aspek untuk meningkatkan kemampuan. Hal ini mencakup determinasi / kemauan, percaya diri, kesabaran, konsentrasi, analisis diri, kemandirian, serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin. 3. Seorang pendaki seharusnya dapat memahami keadaan dirinya secara fisik dan mental sehingga ia dapat melakukan kontrol diri selama melakukan pendakian, apalagi jika dilakukan dalam suatu kelompok, ia harus dapat menempatkan diri sebagai anggota kelompok dan bekerja sama dalam satu tim. 4. Tak kalah penting adalah kemampuan pemahaman lingkungan. Pengembangan kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan spesifik. Wawasan terhadap iklim dan medan kegiatan harus dimiliki seorang pendaki. Ia harus memahami pengaruh kondisi lingkungan terhadap dirinya dan pengaruh dirinya terhadap kondisi lingkungan yang ia datangi. Keempat aspek kemampuan tersebut harus dimiliki seorang pendaki sebelum ia melakukan pendakian. Sebab yang akan dihadapi adalah tidak hanya sebuah pengalaman yang menantang dengan keindahan alam yang dilihatnya dari dekat, tetapi juga sebuah resiko yang amat tinggi, sebuah bahaya yang dapat mengancam keselamatannya.

MOUNTAINEERING

Negara Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang bernilai sangat tinggi. Sumberdaya alam itu berupa lautan dengan kekayaanya ,hutan hutan tropis yang diakui sebagai paruparu dunia ,sungai -sungai , danau alami dan gunung-gunung. Sebagai pecita alam kita dituntut untuk lebih mengetahui kondisi alam, hal tersebut selain untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap alam juga dapat memenuhi rasa keingin tahuan yang Sebagai mendorong rasa keberanian serta ketabahan dalam menghadapi tantangan alam. Gunung adalah bagian alam yang mempunya keindahan dan keunikan. Gunung juga merupakan suber daya alam yang menyimpan banyak kekayaanyang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Untuk megetahui lebih dalam tentang gunung kita bisa melakukan pendakian. Dalam kepecinta alaman pendakian gunung disebut dengan MONTAINEERING. Mountaineering merupakan suatu perjalanan mulai dari kaki gunung sampai kepuncak gunung, dan kemudian turun dengan selamat. MOUNTAINEERING Secara etimologi MOUNT berasal dari bahasa inggris yang berarti gunung. Dalam kepecinta alaman mountaineering merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan digunung.kegiatan yang biasa dilakukan dalam mountaineerin diantaranaya: 1. berjalan (hillwalking) 2. memanjat tebing ( rock climbing) 3. mendaki gunung ES (snowand ice climbing). 4. Berjalan (hill walking) merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh pendaki gunung khusus nya di Indonesia. Sebelum melaksanakan mountaineering ( pendakian ) ada hal hal yang perlu kita perhatikan: A. PERSIAPAN MENDAKI GUNUNG Adapun persiapan tang perlu dilakukan antara lain. 1. rencana ekspedisi 2. pengumpulan data tentang gunung yang akan kita daki 3. pemahaman yang baik tentang peta 4. menetapkan manfaat dari pendakian tersebut 5. persiapan diri bagi pendaki Adapun faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan suatu pendakian: * faktor internal, merupakan faktor dari diri si pendaki meliputi kesiapan fisik, mental pengetahuan, tehnik atau kererampilan dan peralatan. * faktor eksternal,merupakan faktor diluar diri sipendaki meliputi badai, hujan, udara dingin dan kondisi alam lainya. Untuk itu pendaki harus mampu memilih lintasan yang tepat serta harus pandai meyiasati kondisi alam. Selain itu sebelum mendaki gunung terlebih dahulu hendaknya harus melengkapi diri dengan keterampilan seperti: membaca dan memahami peta,membaca kompas, teknik P3K dan perlengkapan yang memadai( logistik tenda,obat obatan dan pakaian).sebelum kita melakukan pendakian sebaiknya harus memberi tahu dahulu kepada masyarakat atau langsung kepada kepala desa setempat. B. PERLENGKAPAN MENDAKI GUNUNG Adapun perlengkapan yang harus dibawa dan digunakan dalam mendaki gunung yaitu: A). PERLENGKAPAN DASAR 1. Carel atau Ransel Carel berguna untuk meletakkan pakaian,logistik,obat-obatan dan peralatan mandi. Ada hal yang perlu kita ingat dalam penggunaan Carel. Hal tersebut ialah kenyamanan Carel yang rangkanya sesuai dengan bentuk tulang punggung kita. Hal-hal yang perlu dalam memilih Carel: * Ringan. Sebaiknya memilih Carel yang terbuat dari bahan water proof, bahan ini tidak menyerap banyak air disaat basah dan juga dapat melindungi isi nya. * Kuat. Mampu membawa beban dengan aman,tidak mudah robek dan berdaya tahan tingi. * Nyaman (comfort table) Carel yang mempunyai rangka, ini berguna agar berat beban merata dan seimbang keseluruh tubuh. Tali penyadang Carel harus kuat, agak lebar, empuk dan mudah distel. Cara-cara mempacking ialah 1. Tempatkanlah barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkinkebadan. Barang barang yang relatif lebih ringan ditempatkan dibagian bawah. 2. Kelompokan barang barang Barang barang yang sering duperlukan dalam perjalanan ditempatkan pada bagian atas atau pada kantong kantong luar Cerel seperti: ponco,alat P3K,kamera dan lain lain 3. dan masukan kedalam kantong pelastikyang tidak tembus air terutama pakaian , buku dll 2. Tenda Mengenai tenda yang harus diperhatikan adalah tenda yang dapat menahan hujan dan angin. Untuk mendirikan tanda usahakan di tempat yang datar mendekati mata air jauh dari pohon – pohon yang kering dan menghadap jalan . 3. Perlengkapan Masak dan Makanan Alat – alat perlengkapan masak yang di bawa harus praktis dan efisien seperti nesting, kompor gas tabung . Sedangkan makanan yang dibawa harus makanan yang ringkas dan mudah dimasak seperti mie, sarden, kornet, susu kaleng dan makanan lain yang banyak mengandung hidrat arang atau makanan yang banyak menghasilkan energi seperti coklat, gula merah dan madu 4. Pakaian Karena sering terjadi perubahan cuaca, maka sebaiknya menggunakan pakaian yang dapat menyerap keringat, jangan lupa membawa jaket atau sweter, sarung tangan, topi atau sebo yang berwarna norak, gunanya seandainya tersesat akan mudah terlihat oleh TIM SAR. Dalam perjalanan mendaki gunung sebaiknya mengenakan pakaian yang mudah kering atau tidak terlalu menyerap air bila basah. Mengenai perlengkapan tidur sebaiknya menggunakan Sleeping Bag (kantong tidur), bahan yang bagus adalah dari jenis Down dan Duvet (terbuat dari bulu angsa) atau dari bahan parasut. 5. Sepatu atau Sandal Gunung Gunanya untuk melindungi kaki kita dari batu tejam, kayu runcing, gigitan binatang serta duri – duri yang banyak kita temui selama perjalanan mendaki gunung tersebut. Adapun syarat – syarat sepatu yang baik yaitu sepatu yang mempunyai kembang yang besar dengan ceruk yang dalam dan berpunggung yang tanggi, gunanya untuk memantapkan posisi kaki terhadap tebing yang curam dan bebatuan yang terjal. Sebaiknya menggunakan sepatu atau sandal yang bahanya terbuat dari karet karena tidak mudah robek bila terkena duri atau batu yang cadas dan memakai sepatu atau sandal yang berukuran lebih besar untuk menghindari kelecetan pada kaki. 6. Jas Hujan atau Ponco * Gunanya apabila keadaan atau cuaca disana tidak mendukung atau hujan kita * bisa menggunakan jas hujan atau ponco tersebut untuk melindungi tubuh kita dari air * hujan, sehingga kita tidak basah dan kedinginan. 7. Lentera atau Senter Gunanya untuk penerangan, apabila kita melakukan pendakian pada malam hari dan untuk penerangan dalam tenda dimalam hari. 8. Peralatan P3K Peralatan ini sangat penting untuk mengatasi keadaan yang tidak diduga seperti terkena duri, sengatan binatang, digigit ular dan lain – lain. Beberapa bahan atau peralatan P3K yang harus dibawa antara lain: * Alkohol * Air bersih, Boor water, Povidone iodine (obat untuk mencuci luka) * Paracetamol (obat untuk mengurangi rasa nyeri) * Amoniak atau Eau de cologne (bahan untuk menyadarkan) Adapun jenis alat yang harus tersedia antara lain: 1. Pembalut cepat 2. Pembalut gulung 3. Pembalut segitiga 4. Kapas 5. Plaster 6. Kasa steril 7. Gunting 8. Pinset 9. Jarum 9. Perlengkapan untuk MCK meliputi: * Haduk * Sabun * Sikat gigi * Odol * Dan lain – lain. B). PERLENGKAPAN KHUSUS Perlengkapan khusus adalah perlengkapan yang di sesuaikan dengan tujuan pendakian tersebut seperti: 1. Perlengkapan penelitian : kamera, buku – buku dan alat – alat tulis lainya. 2. Perlengkapan penyusuran sungai: perahu, dayung, pelampung dan lain – lain. 3. Perlengkapan pendakian tebing: tali karmantel, karbinel, chock, figure x dan lain- lain. C). PERLENGKAPAN TAMBAHAN Perlengkapan ini tidak harus dibawa seperti: walkmen, gitar dan lain – lain. C. CARA MENDAKI GUNUNG Cara mendaki gunungse benarnya tidakada ketentuannya, terserah pada diri si pendaki sendiri, yang penting harus berhati-hati dan tidak perlu terburu-buru. Apabila kita melakukan pendakian gunung dengan TIM hendaknya pemimpin harus memperhatikan angotanya baik fisik maupun non fisik,pemimpin harus mengertijalur pendakian, sedangkan bilamedaki sendiri kita harus mengerti jalur,pandai mengunakan kompas , membaca peta dan membawa perlengkapan serta harus memberitahukan kepada penduduk atau kepala desa setempat.yang paling penting dalam pendakianharuslah berjalan dengan hati hati dan jangan takabur D. PENYAKIT DAN RESIKO DALAM PENDAKIAN Penyakit yang sering dialami di gunung oleh si pendaki biasanya disebabkan oleh ketinggian,suhu dingin atau panas yang berlebihan dan kelelahan. Penyakit tersebut antara lain: 1. Kedinginan (HIPOTERMIA) Penyakit hiportemia iyalah panas tubuh lebih cepat dripada suhu tubuh yang menurun. Cara mengatasinya: 1. gantikan berikan pakaian kering yang hangat. 2. berikan panas dari luar (api unggun , selimut tebal) 3. selimuti korban dan gunakan sliping bag (kantong tidur) 4. berikan makanan dan minuman yang hangat . 5. jangan berikan balsem. 2. Kejang otot. Adalah kekakuan tubuh dan anggota tubuh untuk beberapa saat. Cara penanggulanganya: 1. renggangkan otot yang kejang . 2. pijatlah otot yang kejang secara berlahan . 3. berikan korban minum air garam 4. kompreslah otot yang kejang sebelum atau sesudah perenggangan. 3. Terkilir atau keseleo. Yaitu luka oleh karena perengangan atau robekan jarigan ikat sendi (berselisihnya sendi atau tulang). Cara penanggulanganya 1. tinggikan daerah cidera . 2. bersihkan dan beriobat 3. balut dan istirahatkan . 4. Kekurangan oksigen (hipokia) Cara penaggulanganya 1. korban jangan dikelilingi 2. berikan nafas bantuan 3. jangan diberi air minum Banyak orang masih bertanya-tanya sampai sekarang," Apa sih enaknya naik gunung?" Badan capai, dingin, lapar, dan bisa mati juga. Seperti orang kurang kerjaan saja. Tapi, sebenarnya kalau kita tahu trik-trik dalam pendakian gunung. Kegiatan ini ternyata bisa juga dinikmati dan aman-aman saja selama kita tahu batas kemampuan diri sendiri. Pertama kali yang harus di ketahui dalam perjalanan pendakian gunung adalah bagaimana teknik berjalan. Tentu agak aneh juga kedengarannya. Setiap orang yang punya kaki dan tidak lumpuh pasti bisa berjalan, terus apalagi yang harus dipelajari? Keseimbangan. Inilah jawaban mengapa kita wajib belajar lagi tentang teknik berjalan di gunung. Di sana, cara berjalan kita tak sama seperti saat kita berjalan di jalan-jalan perkotaan. Di gunung kita harus membawa banyak beban di punggung kita. Kemudian ditambah faktor medan perjalanan yang kadang harus mendaki punggungan-punggungan gunung yang curam, atau melintasi lembah panjang tak bertepi, bahkan kadang-kadang menuruni ceruk-ceruk dalam yang teramat kelam pada akhirnya. Dengan situasi medan seperti itu ditambah dengan beban berat di punggung, maka faktor keseimbangan tubuh adalah mutlak untuk dipelajari. Maka itu diperlukan harmoni untuk mencapainya. Aturan napas dan gerak langkah haruslah seirama satu sama lainnya. Seperti juga dalam sebuah orkes simfoni, keterpaduan antara pengaturan permainan napas yang disingkronkan dengan gerak langkah yang tidak kaku menjadi sebuah harmonisasi nada tersendiri. Dan jadikan gerak melangkah dalam perjalanan itu sebuah seni tersendiri. Memang benar ada beberapa prinsip dalam berjalan yang harus dituruti. Seperti melangkahlah dengan langkah-langkah kecil saja. Sebab langkah yang terlalu lebar membuat beban yang dibawa menjadi hanya bertumpu pada satu kaki saja, sehingga membuat keseimbangan kaki menjadi gampang goyah. Selain itu keuntungan lain yang didapat dengan melangkah kecil-kecil adalah membuat napas lebih mudah diatur.Hal ini berdampak langsung pada sistem penghematan tenaga yang terbuang.Memang efek samping yang paling kentara dari berjalan dengan langkah kecil ini adalah melambatnya irama jalan. Tapi itu lebih baik adanya daripada berjalan cepat-cepat tapi banyak istirahat yang dibutuhkan. Sedangkan parameter yang dapat dijadikan pegangan untuk mengetahui sampai batas seberapa kita melebihi irama jalan adalah saat kita mulai merasa sulit berbicara dengan rekan seperjalanan. Ini biasanya disebabkan karena irama napas yang mulai tidak teratur dan hal tersebut menjadi tanda bahwa berarti kita berjalan terlalu cepat. Teknik Istirahat Buat seorang pehobi mendaki gunung berpengalaman, berjalan terus-menerus selama dua sampai tiga jam tanpa istirahat bukanlah berat. Tingginya jam jalan dan latihan yang terus-menerus membuat stamina dan kekuatan seperti itu bisa diperoleh. Buat ukuran kita, para awam dapat berjalan satu jam terus-menerus dengan diselingi istirahat selama sepuluh menit adalah wajar.Saat istirahat juga banyak faktor yang harus diperhatikan. Seperti, duduklah dengan kaki menyelonjor lurus ke depan. Karena hal ini dapat melancarkan kembali aliran darah yang sebelumnya hanya terpusat ke kaki. Usahakan cari tempat yang tidak terlalu berangin, karena angin dapat mengerutkan otot yang sedang beristirahat tersebut. Minum air yang berenergi dan bukalah sedikit makanan ringan yang kita bawa, untuk mempercepat proses recovery pada tubuh.Pendapat yang mengira bahwa meneguk minuman keras di gunung itu baik adalah salah adanya. Memang kehangatan bisa kita dapat dari minuman tersebut tapi pembuluh darah dalam kulit menjadi mengembang dan memberi kesempatan udara dingin masuk ke dalam tubuh. Kehangatan sesaat yang kita terima tidak seimbang dengan akibat setelahnya, yaitu kedinginan dalam jangka waktu lama. Lagipula tak baik bila meminum minuman keras bila sedang dalam berjalan di gunung, selain bisa mengakibatkan mabuk yang bisa berdampak bahaya untuk si pendaki sendiri. Atur waktu istirahat, jangan terlalu lama juga. Selain sayang pada otot-otot kaki yang sudah memanas dan kencang menjadi mengendur karena kelamaan istirahat. Tapi, bila dirasakan Anda memerlukan istirahat lebih lama dari biasanya itu pertanda Anda berjalan terlalu cepat. Dan bila tiba-tiba tiap setengah jam atau kurang Anda merasa membutuhkan istirahat itu berarti pertanda tubuh kita sudah terlalu lemah dan lelah.Masalah kelelahan ini haruslah dipertimbangkan masak-masak. Bila hal ini terjadi tak jauh dari puncak tempat tujuan mungkin kita bisa memaksakan untuk mencapainya. Tapi, bila terjadi di tengah perjalanan dan puncak tempat tujuan kita masih terasa jauh dari depan mata lebih disarankan mengambil istirahat panjang, kalau perlu dirikan tenda untuk beristirahat. Memilih lokasi istirahat juga harus memperhatikan banyak hal. Pilihlah lokasi istirahat yang memiliki pemandangan indah, karena paling tidak secara psikologis menikmati pemandangan dapat mengurangi perasaan lelah yang timbul selama dalam perjalanan. Makan dan minum secukupnya, kalau perlu dimasak dahulu agar hangat dan segar. Baik juga kalau kita memakan sedikit garam untuk menghindari keram. Medan Selanjutnya yang perlu diperhatikan saat berjalan di gunung adalah memperhatikan betul medan yang akan kita tempuh. Medan yang berumput dan terjal kadang membahayakan, apalagi saat basah karena hujan atau embun pada pagi hari. Bila kita tak berhati-hati melewatinya, tergelincirlah akibatnya. Apalagi bila kita memakai sepatu yang tidak mempunyai sol ber-'kembang' yang layak. Sama juga seperti pada medan yang berlumpur dan becek, cenderung licin dan berbahaya. Di daerah yang penuh kerikil dan batu-batu tajam disarankan berhati-hati dan tidak bertindak ceroboh. Tidak berbeda juga di saat kita menemui daerah dengan batu-batu besar seperti saat di sungai. Kalau bisa melompat dari satu batu ke batu lainnya lebih disarankan. Tapi ini memerlukan kecepatan gerak dan ketepatan dalam melangkah, karena kadang batu tempat kita berpijak sudah bergulir saat kita akan pindah ke batu yang lain. Faktor kelelahan dan pengalaman juga bisa menjadi acuan bila ingin meloncat-loncat seperti ini. Bila kita sudah terlalu lelah cara yang paling aman adalah dengan menaiki satu per satu batu-batu tersebut dan memeriksa dahulu batu-batu yang akan dipijak agar tidak bergulir nantinya.Lain lagi bila menemui daerah dengan karakter berpasir. Berjalan mendaki di daerah seperti ini lebih sukar daripada berjalan di atas tanah keras. Setiap kali dua kali melangkah ke atas tanah akan melorot ke bawah sebanyak satu langkah. Kadang-kadang perlulah menyepakkan kaki agar tanah memadat dan tidak melorot lagi. Bila kita menjadi orang kedua kita bisa mempergunakan jalur yang pernah dilalui orang pertama, hal ini bisa menghemat tenaga karena tanah berpasir bekas jejak menjadi lebih padat dan keras.Juga jangan cepat percaya pada pepohonan kecil-kecil yang berada dipinggir-pinggir tebing. Seringkali pohon tersebut tak cukup kuat untuk menahan tubuh kita, sehingga gampang tercabut saat kita memakainya untuk menahan bobot badan. Pakailah pohon-pohon tersebut hanya sebagai keseimbangan saja.Jangan terburu-buru mengambil keputusan memotong lintasan yang sudah ada. Memang kadang lintasan tersebut terasa jauh bila kita melewatinya. Tapi percayalah, hal tersebut biasanya dikarenakan faktor mengikuti bentukan alam yang ada di daerah tersebut. Memang itu adanya jalur yang terbaik. Juga biasanya jalur-jalur memotong itu lebih sulit adanya, lebih baik jalan sedikit melingkar tapi dapat menghemat tenaga daripada mengikuti lintasan memotong tapi terkuras tenaga. Jadi, patut diulang lagi. Ucapan-ucapan yang mengatakan bahwa naik gunung itu susah adalah bohong belaka. Ternyata kita bisa menikmatinya, dan bahaya-bahaya yang timbul di sana sebenarnya bisa diminimalkan dengan cara meningkatkan pengetahuan tentang kegiatan tersebut. Dan dengan menjadikan sebuah perjalanan menjadi sebuah seni adalah cara tersendiri dalam menikmati ciptaan-Nya.

SURVIVAL

Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam. S : Sadar dalam keadaan gawat darurat U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah R : Rasa takut dan putus asa hilangkan V : Vitalitas tingkatkan I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya V : Variasi alam bisa dimanfaatkan A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya L : Lancar, slaman, slumun, slamet Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival ini, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya : S : Stop & seating / berhenti dan duduklah T : Thingking / berpikirlah O : Observe / amati keadaan sekitar P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan Mengapa Ada Survival Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain : * Keadaan alam (cuaca dan medan) * Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan) * Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan) * Banyaknya kesulitan-kesulitan biasanya timbul akibat * kesalahan-kesalahan kita sendiri. Kebutuhan Survival Yang harus dipunyai oleh seorang survivor 1. Sikap mental – Semangat untuk tetap hidup - Keercayaan diri – Akal sehat – Disiplin dan rencana matang – Kemampuan belajar dari pengalaman 2. Pengetahuan – Cara membuat bivak – Cara memperoleh air – Cara mendapatkan makanan – Cara membuat api – Pengetahuan orientasi medan – Cara mengatasi gangguan binatang – Cara mencari pertolongan 3. Pengalaman dan latihan - Latihan mengidentifikasikan tanaman – Latihan membuat trap, dll 4. Peralatan – Kotak survival – Pisau jungle , dll 5. Kemauan belajar Langkah yang harus ditempuh bila saudara atau kelompok anda tersesat : * Mengkoordinasi anggota * Melakukan pertolongan pertama * Melihat kemampuan anggota * Mengadakan orientasi medan * Mengadakan penjatahan makanan * Membuat rencana dan pembagian tugas * Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar * Membuat jejak dan perhatian * Mendapatkan pertolongan Bahaya-bahaya dalam survival Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain : 1. Ketegangan dan panik Pencegahan : – Sering berlatih - Berpikir positif dan optimis – Persiapan fisik dan mental 2. Matahari / panas – Kelelahan panas – Kejang panas - Sengatan panas Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas : – Penyakit akut/kronis – Baru sembuh dari penyakit – Demam – Baru memperoleh vaksinasi – Kurang tidur – Kelelahan – Terllu gemuk – Penyakit kulit yang merata – Pernah mengalami sengatan udara panas – Minum alkohol - Dehidrasi Pencegahan keadaan panas : – Aklimitasi – Persedian air - Mengurangi aktivitas – Garam dapur – Pakaian : – Longgar – Lengan panjang – Celana pendek Kaos oblong 3. Serangan penyakit – Demam – Disentri - Typus – Malaria 4. Kemerosotan mental Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah Keadaan lingkungan mencekam Pencegahan : Usahakan tenang Banyak berlatih 5. Bahaya binatang beracun dan berbisa Keracunan Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan Penyebab : Makanan dan minuman beracun Pencegahan : Air garam di minum Minum air sabun mandi panas Minum teh pekat Di tohok anak tekaknya 6. Keletihan amat sangat Pencegahan : Makan makanan berkalori Membatasi kegiatan 7. Kelaparan 8. Lecet 9. Kedinginan Untuk penurunan suhu tubuh < 30ƒ C bisa menyebabkan kematian Membuat Bivak (Shelter) Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin ► Jenis-jenis Shelter : - Shelter asli alam - Gua : Bukan tempat persembunyian binatang Tidak ada gas beracun Tidak mudah longsor - Shelter buatan dari alam - Shelter buatan ► Syarat Shelter : * Hindari daerah aliran air * Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh * Bukan sarang nyamuk/serangga * Bahan kuat * Jangan terlalu merusak alam sekitar * Terlindung langsung dari angin Mengatasi Gangguan Binatang a. Nyamuk * Obat nyamuk, autan, dll * Bunga kluwih dibakar * Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk * Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk b. Laron Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan c. Lebah Apabila disengat lebah : * Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali * Tempelkan tanah basah/liat di atas luka * Jangan dipijit-pijit * Tempelkan pecahan genting panas di atas luka d. Lintah Apabila digigit lintah : * Teteskan air tembakau pada lintahnya * Taburkan garam di atas lintahnya * Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya * Taburkan abu rokok di atas lintahnya e. Semut * Gosokkan obat gosok pada luka gigitan * Letakkan cabe merah pada jalan semut * Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut f. Kalajengking dan lipan * Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar * Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit * Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka * Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka * Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahan g. Ular * kenali dahulu jenis ular, apakah berbisa atau tidak. o Ular berbisa biasanya memiliki warna yang mencolok dan memiliki warna yang bervariasi o bentuk kepala ular berbisa lebih runcing daripada ular tidak berbisa * jika ular tidak berbisa maka cukup bersihkan luka, agar tidak infeksi* jika ular berbisa maka: o pertama ikat sekitar bagian tubuh yang terkena gigitan o lalu perbesar sedikit luka dengan cara disayat dengan pisau bersih o pijat-pijat sekitar luka jika perlu dihisap agar bisa keluar, namun jika dihisap jangan sampai tertelan dan segera berkumur dengan air garam atau alkohol o siram bekas luka yang telah dikeluarkan bisanya dengan alkohol / air garam / air sabun o segera bawa korban kerumah sakit untuk mendapat pertolongan lebih lanjut Membuat Perangkap (Trap) Macam-macam Perangkap : * Perangkap model menggantung * Perangkap tali sederhana * Perangkap lubang jerat * Perangkap menimpa * Apace foot share Bahan : * tali/kawat * Umpan * Batang kayu * Cabang pohon * kembali ke atas Membaca Jejak ► Jenis : * Jejak buatan : dibuat oleh manusia * Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan * Jejak alami biasanya menyatakan tentang : * Jenis binatang yang lewat * Arah gerak binatang * Besar kecilnya binatang * Cepat lambatnya gerak binatang ► Membaca jejak alami dapat diketahui dari : * Kotoran yang tersisa * Pohon atau ranting yang patah * Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput Air Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 ñ 30 hari tanpa makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 – 5 hari saja tanpa air. Air yang tidak perlu dimurnikan : * Hujan * Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan * Dari tanaman rambat/rotan * Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut * Dari tanaman * Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu : * Air sungai besar * Air sungai tergenang * Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut) * Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan * Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan Makanan Patokan memilih makanan : * Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia * Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok * Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo * Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan * Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam Hubungan air dan makanan * Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit * Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan * Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak Tumbuhan yang dapat dimakanDari batangnya : * Batang pohon pisang (putihnya) * Bambu yang masih muda (rebung) * Pakis dalamnya berwarna putih * Sagu dalamnya berwarna putih * Tebu Dari daunnya : * Selada air * Rasamala (yang masih muda) * Daun mlinjo * Singkong * Akar dan umbinya : * Ubi jalar, talas, singkong Buahnya : * Arbei, asam jawa, juwet * Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya : * Jamur merang, jamur kayu Ciri-ciri jamur beracun : * Mempunyai warna mencolok * Baunya tidak sedap * Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning * Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan * Bila diraba mudah hancur * Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya * Tumbuh dari kotoran hewan * Mengeluarkan getah putih Binatang yang bisa dimakan: * Belalang * Jangkrik * Tempayak putih (gendon) * Cacing * Jenis burung * Laron * Lebah , larva, madu Siput * Kadal : bagian belakang dan ekor * Katak hijau * Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya * Binatang besar lainnya Binatang yang tidak bisa dimakan * Mengandung bisa : lipan dan kalajengking * Mengandung racun : penyu laut * Mengandung bau yang khas : sigung Api Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata. * Dengan lensa / Kaca pembesar Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar. * Gesekan kayu dengan kayu. Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar * Busur dan gurdi Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar. Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren

Sejarah Gladian Nasional Pecinta Alam Indonesia

Gladian Nasional merupakan pertemuan akbar pecinta alam se Indonesia. Menurut bahasa berasal dari “gladi” (bahasa Jawa) yang mempunyai arti “latihan” sehingga Gladian Nasional bisa diartikan sebagai “ajang latihan” bagi para pecinta alam guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam bidang kepecintaalaman dan kegiatan alam bebas. Gladian Nasional juga berperan sebagai wahana silaturahmi dan berbagi pengetahuan antar perkumpulan pecinta alam se Indonesia. Pada awalnya kegiatan ini diadakan oleh WANADRI sebagai ajang latihan bagi anggotanya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam gladian ini antara lain mountaineering, pengenalan SAR, acara kekeluargaan, serta tukar menukar informasi dan pengalaman. Selain anggota WANADRI dalam kegiatan ini diundang pula beberapa perhimpunan- perhimpunan pencinta alam dan pendaki gunung yang ada di Jawa. Dalam acara gladian yang kemudian dikenal sebagai Gladian Nasional I ini hadir 109 orang dari 18 perhimpunan. Pada kesempatan itu pula akhirnya disepakati bersama untuk menyelenggarakan gladian-gladian selanjutnya sebagai media pertemuan dan latihan pencinta alam dan pendaki gunung di Indonesia. Salah satu Gladian Nasional yang fenomenal adalah Gladian Nasional IV yang berlangsung di Sulawesi Selatan di mana dalam gladian ini berhasil disepakati Kode Etik Pecinta Alam Indonesia yang masih dipergunakan oleh berbagai perkumpulan pecinta alam di Indonesia hingga sekarang. Meskipun tidak rutin dilaksanakan dalam rentang waktu tertentu namun Gladian Nasional telah berhasil dilaksanakan beberapa kali. Berikut adalah daftar pelaksanaan Gladian Nasional: Gladian Nasional I diselenggarakan oleh WANADRI pada tanggal 25 – 29 Februari 1970 di tebing Citatah Jawa Barat. Gladian Nasional II diselenggarakan pada tahun 1971 di Malang Jawa Timur yang diselenggarakan oleh TMS 7 Malang. Gladian Nasional III diselenggarakan di Pantai Carita, Labuhan, Jawa Barat pada bulan Desember 1972. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Pencinta alam dan Penjelajah alam se-Jakarta. Gladian Nasional IV diselenggarakan di P. Kahyangan dan Tana Toraja Sulawesi Selatan pada bulan Januari 1974. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Kerja sama Club Antarmaja pencinta Alam se-UjungPandang. Dalam gladian IV yang dihadiri oleh 44 perhimpunan organisasi pecinta alam ini berhasil menyepakati Kode Etik Pecinta Alam Indonesia yang masih dipergunakan hingga sekarang. Gladian Nasional V diselenggarakan di Jawa Barat pada bulan Mei 1978. Gladian ini semula direncanakan dilaksanakan pada tahun 1974 namun baru bisa berhasil diselenggarakan pada tahun 1978 oleh WANADRI bekerja sama dengan berbagai perhimpunan organisasi Pecinta Alam (dan sejenisnya) se Jawa Barat. Gladian Nasional VII diselenggarakan di Kalimantan Tengah. Gladian Nasional IX dilaksanakan di Lampung pada bulan Januari 1989. Gladian Nasional X diselenggarakan di Jawa Barat pada tanggal 5–10 September 1994. Gladian Nasional XI dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 4–11 Agustus 1996. Gladian Nasional XII dilaksanakan di Jawa Timur dari tanggal 28 Mei- 5 Juni 2001. Gladian Nasional XIII dilaksanakan pada tanggal 7-17 Agustus 2009 di Mataram Nusa Tenggara Barat. Selanjutnya tunggu info lagi....dan dengar2 akandaksanakan di sumbar

ORIENTASI MEDAN

Dalam suatu perjalanan terkadang kita dihadapkan pada suatu keadaan yang mengharuskan untuk menaksir terdahulu kondisi medan yang akam dihadapi. Maksudnya agar melewati medan tersebut kita tidak terjebak dalam kesulitan. Misalnya menyeberangi sungai, kita harus menaksirkan lebar sungai, kedalaman serta kecepatan arusnya. Peramalan bentuk awan, suara debur pantai, bau-bauan yang berbahaya. Hasilnya penaksiran yang didapat tentu saja tidak tepat benar, ketelitian hasil penaksiran akan tergantung dari kecermatan dan ketelitian .B. Dasar-dasar Ilmu Medan 1. Ilmu medan yang sebenarnya, terdiri dari 4 bagian yaitu : geografi, morfologi, hidrografi dan topografi. 2. Ilmu membayangkan medan (topografi praktis) adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan alat untuk mendapatkan bayangan yang jelas tentang suatu medan. Terbagi menjadi : cara penggunaan peta topografi dan uraian mengenai medan. 3. Ilmu Pengintaian adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara yang terbaik untuk melakukan pengintaian suatu medan untuk keperluan tugasnya. C. Tanda-tanda dan Klasifikasi Medan 1. Tanda medan terdiri dari tanda medan dari alam, tanda yang di buat manusia dan titik tanda. 2. Klasifikasi medan terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi, gigir gunung, lembah, hutan, rimba dan rawa. D. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan 1. Pengaruh topografi antara lain : bentuk permukaan dan perairan, tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah dan benda-benda buatan yang ada di medan. 2. Pengetahuan dan keterampilan 3. Iklim dan cuaca E. Penaksiran Adalah proses mengetahui keadaan di alam melalui panca indra, anggota tubuh dan pengalaman dan terkadang dengan bantuan alat. Dipengaruhi oleh : panca indra, anggota tubuh dan pengalaman F. Teknik Penaksiran 1. Menaksir lebar sungai 2. Menaksir tinggi permukaan sungai dengan Bantuan batang atau ranting dan riam 3. Menaksir kecepatan arus sungai 4. Menaksir ketinggian 5. Penaksiran waktu 6. Penaksiran jarak 7. Penaksiran cuaca a. Tanda Umum 1. Cuaca Baik * Merah pada waktu malam hari * Embun dan kabut pada pagi-pagi benar. * Matahari terbit berwarn merah. * Bintang-bintang dilangit terang sekali * Bulan kelihatan terang dan bersinar 2. Cuaca Kurang Baik * Kuning pucat pada waktu matahari terbenam * Awan gelap dan tergantung rendah * Pagi hari dan kering bulan diliputi awan gelap banyak angin atau badai 3. Banyak Angin atau Badai * Awan bergerak terang dengan garis-garis yang terang * Ada hujan sebelum angin * Matahari terbit dari balik awan * Matahari terbenam warnanya merah 4. Perkiraan Cuaca * Awan bergerak melawan angin * Bulan dikelilingi bundaran * Banyak angin sebelum hujan, tanda tidak hujan * Bayang-bayang tempat lurus ke timur barat (daerah khatulistiwa) * Pagi udara panas sekali, siangnya hujan disertai angin b. Tanda-Tanda Dengan Binatang 1. Saat Pergantian Cuaca * Burung layang-layang : Terbang sangat tinggi * Kelalawar : Terbang sampai senja * Laba-laba : Rajin membuat jaringnya * Semut : Keluar dari sarangnya * Lebah : Terbang jauh ihingga sarangnya kosong * Nyamuk : Waktu senja terbang kian kemari 2. Saat Hujan Akan Turun * Burung : Terbang rendah sekali * Laba-laba : Bersembunyi * Semut : Merayap dengan cepat * Katak : Diam dalam air * Ikan : Melompat di atas air * Kucing : Duduk membelakangi api * Burung Laut : Beterbangan menuju darat G. Kesimpulan Dalam melakukan ormed ini kita tidak bias terlepas dari beberapa hal yang sangat mempengaruhi antara lain : 1. Pengaruh topografi 2. Pengaruh iklim dan cuaca 3. Pengaruh pengetahuan dan keterampilan Bagaimanapun ketenangan mental dan kejernihan untuk berpikir merupakan kunci pokok untuk mengatasinya dalam menghadapi halangan lintasan yang ada. Kepercayaan terhadap diri sendiri harus tumbuh dalam melakukan penaksiran medan jangan ada keraguan yang terjanggal dan keraguan ini harus ditinggalkan. Dengan melakukan cara yang baik dan benar, Insya Allah penerapan ormed ini dapa dilakukan dengan sebaik-baiknya. “ Ingatlah alam tak mungkin ditundukkan, Manusia hanya mampu Menyelaraskan dirinya dengan alam, Jelajahilah alam dengan Kerendahan hati dan ketinggian budi pekerti